TEMPO.CO, Jakarta - Pasar saham memasuki siklus baru usai Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga referensi pada September lalu. Chief Investment Officer Manulife Asset Manajemen Indonesia, Samuel Kesuma, mengungkapkan momen tersebut menjadi kesempatan bagi penanammodal jangka panjang untuk berinvestasi.
Pasalnya, kata dia, secara historis pasar saham Indonesia konsisten mencatat keahlian posisif dalam periode pemangkasan suku bunga. Sehingga menjadi titik menarik bagi penanammodal untuk menanamkan modal. “Dari sisi valuasi pun per akhir September pasar saham kita terlihat atraktif,” kata Samuel dalam keterangan tertulis nan diterima Tempo, Rabu, 9 Oktober 2024.
Sebagai informasi, September lampau The Fed menurunkan suku kembang sebesar 50 pedoman poin. Sementara, BI memangkas suku kembang referensi sebesar 25 pedoman poin menjadi 6 persen. Kendati begitu, pada akhir September lalu, pasar domestik sempat mengalami goncangan saat ada arus keluar penanammodal asing. Namun, Samuel mengungkapkan setahun terakhir tren minat penanammodal asing di pasar Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan.
Menurutnya, arus biaya asing saat ini memang sedang naik turun lantaran beberapa aspek seperti pemilu di Amerika Serikat hingga tensi geopolitik bumi sedang memanas. Berkaitan dengan situasi tersebut, Samuel merekomendasikan sektor-sektor saham cengkir pertimbangan kesempatan jangka menengah dan panjang. Pasalnya, dia memproyeksikan tidak ada perubahan signifikan dalam jangka pendek.
Sektor pertama nan Samuel rekomendasikan adalah saham emiten finansial dan perbankan. Menurutnya emiten perbankan bakal membukukan keahlian nan lebih baik tahun depan seiring dengan tren suku kembang nan lebih rendah dan kondisi likuiditas nan lebih baik. “Tekanan jual jangka pendek dari penanammodal asing memberi kesempatan akumulasi untuk penanammodal jangka panjang,” ujar Samuel.
Iklan
Selanjutnya, dia merekomendasikan sektor telekomunikasi. Keputusan sejumlah operator untuk meningkatkan nilai paket, kata dia, mengurangi kekhawatiran bakal eskalasi kejuaraan di industri telekomunikasi. Selain itu, Samuel memproyeksikan pemulihan berjenjang pada aspek daya beli masyarakat bakal mendukung keahlian untung emiten telekomunikasi tahun depan.
Terakhir, dia merekomendasikan emiten sektor konsumer. Menurutnya secara umum sektor ini mempunyai keahlian finansial nan cukup baik tahun ini. Perbaikan daya beli konsumen pada tahun depan, kata dia, bakal menambah sentimen positif pada sektor konsumer.
Disclaimer: Berita ini merupakan hasil Analisis Manulife Asset Manajemen Indonesia. Berita ini tidak bermaksud membujuk pembaca untuk membeli alias menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.
Pilihan editor: Direktur Net TV Tegaskan Tidak Ada PHK Karyawan setelah Jajaran Direksi Mengundurkan Diri