Jakarta, CNN Indonesia --
Sebanyak 93 imigran etnis Rohingya ditemukan mendarat di pesisir Pantai Desa Meunasah Hasan, Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh.
Dari 96 imigran Rohingya itu, enam di antaranya didapati telah meninggal dunia.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur Munawir di Aceh Timur, Kamis, mengatakan jenazah enam imigran etnis Rohingya tersebut tetap di pesisir pantai tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka belum dikebumikan lantaran korban adalah penduduk negara asing. Jadi, ada prosedur nan kudu dijalani sebelum dikebumikan," kata Munawir, Kamis (31/10) seperti dikutip dari Antara.
Ia menyebut hingga sekarang pihaknya tetap berkoordinasi dengan pihak keamanan serta pihak mengenai lainnya seperti imigrasi dan lembaga internasional nan mengurusi pengungsi antarnegara.
"Informasi awalnya, mereka meninggal di laut dan saat ditemukan sudah berada di pantai berbareng puluhan rombongan lainnya nan selamat. Kepolisian sedang menyelidiki penyebab meninggal bumi enam imigran etnis Rohingya tersebut," kata Munawir.
Kepala Bidang Politik Pemerintahan dan Keamanan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Aceh Timur Syamsul Bahri mengatakan puluhan imigran etnis Rohingya ditemukan mendarat pada Kamis (31/10) sekira pukul 04.00 WIB.
"Saat ini, tim sedang di letak melakukan pendataan terhadap imigran etnis Rohingya. Data sementara nan kami terima, jumlah imigran etnis Rohingya sebanyak 93 orang," kata Syamsul Bahri.
Dari laporan awal, kata Syamsul Bahri, puluhan imigran etnis Rohingya tersebut diturunkan dari kapal. Selanjutnya, mereka berenang ke pantai Desa Meunasah Hasan.
Pemerintah wilayah melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Aceh Timur, kata dia, hingga sekarang terus berkoordinasi dengan pihak mengenai menyangkut penanganan imigran etnis Rohingya tersebut.
"Penanganan tindak lanjut keberadaan mereka menunggu hasil koordinasi dengan pihak UNHCR, lembaga internasional nan mengurusi pengungsi lintas," katanya.
Dalam sebulan terakhir sudah beberapa kali imigran Rohingya mendarat di wilayah Indonesia, terutama di Aceh dan Sumatra.
Di Aceh, pada bulan ini sudah dua gelombang imigran Rohingya yang mendarata dan diduga mengenai penyelundupan manusia.
Pj Gubernur Aceh Safrizal SA mendorong abdi negara menindak tegas pelaku penyelundup manusia tersebut
"Ini terindikasi ada aktivitas mafia human trafficking. Tentu dari aspek kemanusiaan kita prihatin dengan peristiwa migrasi dari Rohingya, tapi di satu sisi nan lain ini aktivitas human trafficking sudah keterlaluan," kata Safrizal di Kampus UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Kamis ini seperti dikutip dari detikSumut.
Menurutnya, polisi sudah membongkar sindikat penyelundupan orang usai Rohingya nan mendarat di Aceh Selatan 16 Oktober lalu. Namun hari ini imigran tersebut kembali mendarat di Aceh.
"Dan untuk ini kita juga minta kepada pihak abdi negara penegak norma untuk menegakkan norma terhadap aktivitas penyelundupan orang nan kembali terjadi di Aceh Timur," jelasnya.
Safrizal menyebutkan, kementerian mengenai saat ini memantau perkembangan info mengenai keberadaan Rohingya di Aceh. Secara pembagian kewenangan, pemerintah wilayah disebut tidak mempunyai kewenangan untuk menangani pengungsi tersebut.
"Tapi dari aspek kemanusiaan kita berempati dan menolong tapi sembari berempati dan menolong norma kudu ditegakkan terhadap (pelaku) penyelundupan orang," jelasnya.
Baca buletin lengkapnya di sini.
(tim/kid)
[Gambas:Video CNN]