AEER: Industri Nikel di Halmahera Tengah Mencemari Lingkungan

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Perkumpulan Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER) menilai upaya dekarbonisasi industri nikel tidak bakal tercapai selama produksi nikel tidak dibatasi. Dia juga mengatakan saat ini industri hilirisasi nikel juga tetap menggunakan batu bara sebagai sumber utama daya pada smelter.

Menurut Pius, agar sesuai dengan peta jalan dekarbonisasi industri nikel nan disusun Bappenas, volume produksi nikel juga perlu ditetapkan agar tidak over produksi.

"Kajian mengenai berapa idealnya jumlah produksi nikel ini nan belum ada. Ini tidak hanya menyesuaikan daya dukung lingkungan, tetapi juga menjaga nilai nikel agar tetap stabil," kata Pius, Rabu, 28 Agustus 2024.

Hingga saat ini Pius memandang belum ada upaya serius oleh pemerintah dalam mewujudkan industri nikel nan rendah karbon. Dia mengatakan selama ini argumen nan mengganjal penerapan daya bersih di Halmahera adalah terbatasnya sumber daya terbarukan. 

"Kalau sumber daya terbarukan minim, harusnya produksi nikel juga dikurangi, bukan malah ditingkatkan tanpa ada batasannya. Jumlah IUP juga terus bertambah dari tahun ke tahun," ujar Pius.

Iklan

Pius merinci, di Halmahera Tengah saja ada 11 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) nan mengandalkan batubara. 11 PLTU itu berada di dalam area Industri Teluk Weda.

Per tahunnya, 11 PLTU itu menghasilkan 15,4 juta ton karbondioksida. Saat ini, kata dia, industri nikel di Halmahera Tengah juga sedang menyiapkan 3 PLTU baru. "Bila ditotal maka potensi emisinya bisa mencapai 20,36 juta ton CO2 per tahun," kata Pius.

Pius mengatakan sudah saatnya industri nikel di Maluku Utara mulai beranjak menggunakan daya terbarukan. Dia mengatakan ada potensi daya terbarukan sebesar 3,49 gigawatt nan berasal dari panas matahari, angin dan gelombang laut. Jumlah itu, kata dia, bakal menutupi total kebutuhan 11 PLTU di area industri Teluk Weda nan hanya memerlukan 3,4 gigawatt.

Pilihan Editor: Dulu Jokowi Kritik E-commerce Asing, Kini Kaesang Diduga Dapat Fasilitas Jet Pribadi Bos Shopee

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis