Ahli Waris Bung Hatta Tuding Staf Khusus Menkeu Bajak Buku, akan Tuntut Secara Hukum?

Sedang Trending 5 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta -Yustinus Prastowo tak menduga hasil mendigitalisasi kitab karya Mohammad Hatta namalain Bung Hatta berjudul "Ajaran Marx alias Kepintaran Sang Murid Membeo?” dituding membajak karya. Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus mengaku tak ada maksud untuk membajak. 

Buku dengan tebal 44 laman itu berisi catatan Bung Hatta tentang pemikiran ahli ekonomi asal Jerman Karl Marx. Catatan Hatta tentang Karl Marx juga menyoroti para pengikut ahli ekonomi itu nan dijuluki Marxis. “Saya tidak punya maksud lain selain karya Bung Hatta nan sangat krusial ini dapat dibaca oleh publik,” kata Prastowo di akun X-nya pada Senin, 10 Juni 2024. 

Peristiwa ini bermulai saat Yustinus dalam unggahan pribadinya di akun X @Prastow pada 1 Juni 2024 mengaku telah rampung mendigitalisasi kitab karya Bung Hatta itu. Buku dengan kaver berwarna oranye itu juga terpacak dalam unggahan Prastowo. 

Dia juga menawarkan kepada khalayak nan berkeinginan untuk mengunduh kitab digital itu.  “Saya sudah selesai mendigitalisasi kitab Bung Hatta, silakan diunduh alias klik tautan ini untuk membaca,” kata Prastowo. 

Satu pekan unggahan itu mengapung di jagat maya, protes datang dari akun X @podunqualified. Akun ini mengatasnamakan Ibu Halida Hatta alias mahir waris Bung Hatta. “Kami diberi petunjuk oleh Ibu Halida Hatta untuk menyampaikan kekecewaan mahir waris Bung Hatta kepada Bapak Prastowo atas pembajakan tulisan Bung Hatta di bawah ini; meski sudah di-take down, tetap bisa dituntut secara hukum,” kata akun X @podunqualified pada 9 Juni 2024. 

Selain itu, @podunqualified menyebut tak pernah semena-mena menyebarkan karya Bung Hatta meski berstatus mahir waris. Dia menyebut family Bung Hatta mentaati copyright memoir nan diterbitkan pada 1978 oleh Tinta Mas sebelum diterbitkan kembali oleh Gramedia. “Tidak pernah semena-mena menyebarkan menyebarkan hanya lantaran kami mahir waris, meski kami sadar betul Ayah (Bung Hatta) kami milik publik,” kata dia.

Iklan

Mendapat protes itu, Yustinus mengaku menyesali perbuatannya. Dia menyatakan tak punya maksud untuk membajak kitab karya Wakil Presiden RI pertama itu. “Dari lubuk hati terdalam saya memohon maaf kepada family Bung Hatta atas kejadian ini,” kata Prastowo di akun X-nya pada Senin, 10 Juni 2024. 

Dia menyebut langkahnya mendigitalisasi kitab Bung Hatta itu lantaran permintaan dari koleganya. Alasannya, kitab nan disebut langka itu dijual dengan nilai tinggi di pasaran. “Sebelumnya banyak rekan nan mendorong untuk didigitalkan. Buku langka ini dijual dengan nilai cukup tinggi di pasar kitab lawas,” kata Prastowo.

Tak hanya itu, dia menyebut tak mengkomersialisasi hasil digitalisasi kitab itu. Dia menyebut sikapnya itu bagian dari komitmen untuk mendukung literasi. “Semata untuk pendidikan publik. Saya juga memohon maaf kepada LP3ES lantaran tidak aware bahwa isi kitab ini diterbitkan ulang sebagai bagian kitab Karya Lengkap Bung Hatta (2018). Saya sendiri mempunyai kitab ini meski belum seluruh isi kami cek,” kata dia. 

Selain itu, dia juga sudah menghapus arsip digital kitab Bung Hatta itu. Prastowo menyebut bakal mempertanggungjawabkan tindak tanduknya itu. “Sebagai penduduk negara nan alim pada hukum, tentu saya siap dengan segala akibat nan timbul dari peristiwa ini. Ini adalah murni tanggung jawab saya pribadi,” kata dia. 

ADIL AL HASAN

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis