TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR Chusnunia Chalim buka bunyi ihwal masuknya Pulau Bali dalam daftar lokasi wisata nan tak layak dikunjungi pada 2025 jenis Fodor, penerbit pedoman perjalanan asal Amerika Serikat. Bali masuk ke dalam daftar tersebut berbarengan dengan kota-kota lainnya seperti Barcelona, Venesia, dan Tokyo.
Chusnunia mengatakan, seluruh pemangku kepentingan nan terlibat dalam proses pengambilan keputusan dapat mengambil sisi positif dari pemberitaan tersebut. Meski menuai kritik, dia mengatakan tidak dapat dimungkiri Bali tetap mendapatkan banyak apresiasi dari beragam bagian dunia. “Terkait Fodor apa nan datang dari mereka kita tidak perlu terlalu reaktif. Ini tetap menjadi bahan pertimbangan tetapi kita kudu tetap pada sisi positifnya,” kata Chusnunia dalam keterangan tertulis, Senin, 25 November 2024.
Sebelum ada publikasi Fodor, Chusnunia mengatakan Bali sudah mendapatkan banyak masukan, seperti reklamasi, kebijakan tata ruang, perizinan pendirian gedung dan lain-lain. Masukan-masukan itu, kata dia, pasti bakal menjadi catatan dan bahan pertimbangan bersama.
Namun, Chusnunia mengingatkan Bali tetap dihujani apresiasi di mata dunia. Ia menyinggung Desa Jatiluwih di Kabupaten Tabanan nan dianugerahi penghargaan bergengsi oleh United Nations World Tourism Organization (UNWTO) sebagai salah satu desa wisata terbaik di dunia.
Dari banyaknya masukan dan kritik terhadap Bali, Chusnunia membujuk seluruh pemangku kebijakan dan masyarakat saling bekerja-sama agar dapat memperbaiki kekurangan di Bali. Dengan begitu, dia mengatakan Bali dapat menjadi rujukan wisata global. “Tidak hanya berkontribusi untuk Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, tetapi Bali juga menjadi kota nan ramah dan nyaman untuk seluruh warganya”, kata Chusnunia.