Jakarta, CNN Indonesia --
Pengamat pendidikan Darmaningtyas meminta pemerintah tidak membebankan siswa jika mau menerapkan pengajaran kepintaran buatan (AI) dan coding mulai kelas 4 sekolah dasar (SD).
Tyas memahami pembelajaran soal teknologi termutakhir tak bisa dihindarkan. Namun, dia berambisi materi baru tidak menambah beban pelajaran siswa di kelas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang paling krusial itu tidak menambah jumlah pelajaran baru. Jadi, dia bisa diintegrasikan dengan, misalnya, saya tidak tahu ya, nan tepat matematika alias fisika," kata Tyas saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (14/11).
Tyas mengatakan materi nan diberikan juga sebaiknya berfokus pada logika kerja AI dan coding. Dia mengatakan pembelajaran tak perlu rumit seperti di tingkat sarjana.
Siswa diajarkan untuk mengenal dan menyukai dua teknologi itu. Hal itu bisa dicapai jika materi AI dan coding disesuaikan dengan tingkat pendidikan.
Catatan lain dari Tyas adalah materi AI dan coding tidak boleh diwajibkan. Dia menilai perihal itu menjadi krusial mengingat kualitas pendidikan sekolah-sekolah Indonesia tak merata.
"Artinya sekolah-sekolah nan mau, nan sudah siap, mau menerapkan, silakan. Tapi jika belum, misalnya saudara-saudara kita nan di luar Jawa sana, nan jauh dari IT, tetap banyak halangan soal sinyal segala, itu tidak harus," ujarnya.
Dia menambahkan, "Dan tidak perlu diujikan. Itu nan paling penting. Karena begitu diujikan, kelak orientasinya mencapai nilai, tidak penguasaan materi."
Sebelumnya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mencetuskan pengajaran AI dan coding sejak SD. Mendikdasmen Abdul Mu'ti mengatakan dua materi itu bakal mulai diperkenalkan sejak kelas 4 SD.
"Pak Prabowo (Presiden Prabowo Subianto) juga menekankan pentingnya digitalisasi dalam pendidikan tapi tidak sekadar itu coding dan AI menjadi bagian krusial nan memungkinkan mereka lebih imajinatif dalam belajar," kata Mu'ti pada forum obrolan 'Sambung Rasa Guru' di SMAN 2 Wates, Kulon Progo, DIY, Rabu (13/11).
Sementara itu Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti menyebut mata pelajaran coding dan AI baru sebatas diusulkan masuk pengajaran siswa SD dan tingkat atas.
Dia juga memastikan dua mata pelajaran itu tidak bersifat wajib melainkan pilihan.
"Jadi, mata pelajaran tidak kita kurangi, malah mungkin kelak bakal ada penambahan mata pelajaran pilihan untuk SD dan SMP, coding dan AI, tapi ini pilihan bukan wajib dan itu tidak dari kelas I lantaran sudah ada nan kritik saya, wong baca belum bisa kok suruh coding," kata Mu'ti di depan ratusan guru.
(dhf/wis)
[Gambas:Video CNN]