TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberi penjelasan di kembali tren deflasi lima bulan beruntun nan dialami Indonesia. Menurutnya, pemerintah sedang mengendalikan inflasi dan berupaya menjaga daya beli masyarakat. “Kita kudu memandang secara keseluruhan,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat ditemui usai Rapat Koordinasi Tim Nasional OECD dan peluncuran Portal Aksesi OECD di gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat pada Kamis, 3 Oktober 2024.
Airlangga mengatakan pemerintah sedang mengendalikan inflasi, dengan Kemenko Perekonomian sebagai tim pengendali inflasi pusat dan Kementerian Dalam Negeri sebagai tim pengendali inflasi daerah.
Ia juga menjelaskan, komponen inflasi terdiri dari inflasi inti atau core inflation dan komoditi pangan nan bergejolak, alias kerap disebut volatile food. Menurut dia, volatile food sedang ditekan turun, dan nantinya bakal berakibat baik untuk masyarakat. Sementara, pertumbuhan ekonomi tercermin dalam inflasi inti nan sekarang tercatat naik. “Karena menjadi anomali jika tumbuhnya naik, terus core inflation-nya turun. Jadi sekali lagi, nan dibandingkan bukan inflasi keseluruhan, tapi core inflation,” kata menteri itu.
Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini melaporkan perekonomian Indonesia kembali mengalami deflasi. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2024 tercatat sebesar minus 0,12 persen (MtM). Angka tersebut menunjukkan tren deflasi beruntun selama lima bulan terakhir sejak Mei 2024. Secara historis, deflasi kali ini merupakan nan terdalam dibanding bulan nan sama dalam lima tahun terakhir.
Iklan
Deflasi merupakan kejadian penurunan nilai nan ada di dalam suatu wilayah. Fenomena ini terjadi lantaran kekurangan jumlah duit beredar, nan menyebabkan daya beli masyarakat menjadi turun. “Daya beli masyarakat tentu kita jaga dengan beberapa program support ekonomi,” ujar Airlangga.
Siasat pemerintah menjaganya adalah dengan Program Keluarga Harapan (PKH), support pangan beras, dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Mengenai JKP, dia mengatakan bahwa pemerintah bakal meningkatkan insentifnya, dengan anggaran total sebesar Rp1,2 – 1,3 triliun. “Dengan adanya revisi JKP nanti, kita berambisi nomor ini bisa naik. Kalau nomor ini naik maka alas terhadap kelas menengah bakal semakin kuat,” kata dia.
Pilihan editor: Harga Emas Antam Hari Ini naik lagi Rp2.000 jadi Rp1,471 juta per Gram