TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut kerja sama Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA) pada tahun 2020 telah sukses menggenjot nilai perdagangan Indonesia dan Australia melonjak hingga 90 persen.
Dalam IA-CEPA, Australia mengeliminasi 6.474 pos tarif (100 persen dari total pos tarif) sehingga seluruh bea masuk produk Indonesia ke Australia menjadi 0 persen, sedangkan Indonesia mengeliminasi 10.229 pos tarif (94,5 persen total pos tarif).
“Sebagai tetangga dekat nan mempunyai komitmen untuk memajukan stabilitas regional, Indonesia dan Australia telah mendorong pertumbuhan dan ketahanan ekonomi, serta meningkatkan perdagangan dan investasi,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, 17 Mei 2024.
Australia adalah salah satu mitra nan berkembang bagi Indonesia. Pada tahun 2023, penanaman modal asing alias Foreign Direct Investment (FDI) Australia tumbuh sebesar 4 persen, alias setara dengan US$ 545,2 juta. Jumlah investasi proyek melonjak hingga lebih dari 200 persen.
“Untuk lebih memperdalam hubungan ekonomi, Indonesia mengimplementasikan program-program utama, seperti Prospera, Katalis, dan The Climate Infrastructure Partnership nan baru," kata Airlangga. "Inisiatif-inisiatif tersebut menghubungkan upaya kami, mendorong inovasi, dan mendukung keberlanjutan."
Lebih lanjut, Airlangga mengatakan bahwa Indonesia telah menetapkan tujuan transformasi ekonomi nasional pada tahun 2045, nan mana saat itu Indonesia bakal mempunyai sekitar 320 juta orang masyarakat dengan pendapatan per kapita sekitar 30.000 sehingga ekonomi Indonesia pada saat itu bakal mencapai sekitar US$ 9 triliun.
Iklan
Dalam aktivitas the 75th Anniversary of Australia-Indonesia Diplomatic Relations Gala Dinner itu, Airlangga mengungkapkan apresiasinya kepada Pemerintah Australia atas dukungannya terhadap proses aksesi Indonesia ke Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia bakal menandatangani The Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) bulan depan. Dengan banyaknya perjanjian multilateral nan telah ditandatangani oleh Indonesia, Ia menilai bahwa Indonesia mempunyai prospek nan baik.
“Jadi, sebagai peringatan tonggak sejarah 75 tahun ini, saya sangat berambisi hubungan nan lebih kuat antara Australia dan Indonesia bakal memainkan peran penting, tidak hanya di area ini, tetapi juga di tingkat global,” kata Airlangga.
Pilihan Editor: Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor