Alasan Bank BTPN Ubah Nama: Merger dengan Bank Jepang

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis (29/8) nan resmi menyetujui perubahan nama Perseroan dari PT Bank BTPN Tbk menjadi PT Bank SMBC Indonesia Tbk.

Direktur Utama Bank BTPN, Henoch Munandar mengatakan bahwa langkah ini menandai transformasi Bank BTPN untuk merespons dinamika pasar dan portofolio nan terus berkembang. “Kami minta Bank BTPN dapat memperkuat posisi di pasar domestik dan menegaskan relevansi Perseroan bagi segmentasi nan lebih luas melalui jasa finansial nan komprehensif dan inovatif di seluruh lini bisnis,” kata Henoch Munandar dalam siaran pers resmi. 

Transformasi merek nan disetujui oleh RUPSLB ini diyakini mencerminkan sinergi nan lebih kuat antara Bank BTPN dengan induk usaha. Sebelumnya, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk telah merger dengan perusahaan Jepang, PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia pada 2019.

Meski terdapat transformasi merek, Bank BTPN dan pemegang sahamnya tetap berkomitmen untuk berkontribusi terhadap kemajuan perekonomian Indonesia melalui beragam inisiatif-inisiatifnya, seperti pengembangan potensi upaya dan mempertahankan pembiayaan pada sektor upaya mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta ekonomi berkelanjutan, peningkatan kapabilitas digital lewat Jenius, serta program Daya untuk meningkatkan kapabilitas pengguna dan masyarakat luas.

Hingga Juni 2024, Bank BTPN mencatatkan penyaluran pembiayaan berkepanjangan sebesar Rp16,33 triliun—termasuk dalam corak pinjaman hijau dan pinjaman untuk UMKM. Di Jenius, penyaluran angsuran tumbuh 134 persen tahun ke tahun (yoy) menjadi Rp3,1 triliun dan pengelolaan biaya pihak ketiga naik 10 persen yoy menjadi Rp27,2 triliun. Bank BTPN juga sukses menjangkau lebih dari 6,3 juta penerima faedah melalui 4.905 aktivitas dari program Daya.

Seluruh pencapaian tersebut mengantarkan Bank BTPN mencatatkan keahlian nan positif sepanjang Semester I-2024. Aset Bank BTPN meningkat 22 persen yoy menjadi Rp235,8 triliun, penyaluran angsuran tumbuh 19 persen yoy menjadi Rp176,2 triliun, dan pendapatan kembang bersih naik 17 persen menjadi nyaris Rp7,0 triliun.

Menurut Henoch, Bank BTPN optimistis untuk melanjutkan pencapaian tersebut dan menegaskan bahwa produk biaya jasa bank bakal tetap sama dengan adanya transformasi merek.

“Bank BTPN tetap berkomitmen untuk terus beradaptasi dan berinovasi untuk memberikan produk dan jasa terbaik, serta mengedepankan kemudahan proses pelayanan dan meningkatkan kenyamanan pengguna dalam bertransaksi, untuk menciptakan kehidupan nan lebih berfaedah bagi seluruh pengguna kami,” kata Henoch.

Angkat Komisaris Independen Baru

RUPSLB juga menyetujui penunjukkan Marita Alisjahbana sebagai Komisaris Independen Bank BTPN untuk memperkuat pengawasan di bagian manajemen akibat dan praktik tata kelola Perseroan. Marita Alisjahbana adalah salah satu mahir manajemen akibat senior nan telah berilmu selama lebih dari 30 tahun di bumi perbankan dan kedudukan terakhirnya adalah sebagai Direktur Risiko Lembaga Pengelola Investasi (LPI) alias Indonesia Investment Authority.

“Pengangkatan Marita Alisjahbana sejalan dengan komitmen Bank BTPN untuk selalu mematuhi standar dan kebijakan nan bertindak serta memenuhi ekspektasi pemangku kepentingan dan nasabah,” tutup Henoch.

ANANDA RIDHO SULISTYA | BANK BTPN

Pilihan Editor: Laporan Keberlanjutan Basa-basi Perbankan Hijau

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis