Alasan Bantuan Pangan Beras Diperpanjang jadi 6 Bulan, Bapanas: Produksi Minim

Sedang Trending 1 hari yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah resmi memperpanjang periode bantuan pangan beras dari dua bulan sepanjang Januari hingga Februari 2025 menjadi enam bulan. Keputusan ini telah disetujui Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin, 30 Desember 2024.

Keputusan memperpanjang periode support pangan itu tetap diambil pemerintah kendati produksi beras tahun depan diproyeksi bakal naik dari 30,35 juta ton pada tahun lampau menjadi 32,83 juta ton pada tahun ini. Pemerintah optimistis pada awal tahun, produksi beras bakal berlimpah. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras pada Januari 2025 bisa mencapai 1,2 juta ton dan Februari 2025 sebesar 2,08 juta ton.

Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan, perpanjangan periode support pangan beras itu tetap diperlukan lantaran produksi bulan-bulan tertentu tak sebesar bulan-bulan lain, ialah 2,5 juta ton. "November, Desember, dan Januari biasanya belum bisa 2,5 juta ton setara beras. Hampir setiap tahun," ujarnya saat dihubungi Tempo, Ahad, 5 Januari 2024.

Kendati begitu, eks Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) alias RNI ini memastikan support pangan tambahan selama empat bulan itu bukan merupakan pilihan opsional, melainkan pasti bakal digulirkan. Namun, dia mengaku belum dapat menentukan kapan support pangan beras tambahan itu bakal disalurkan kepada masyarakat. Untuk empat bulan selanjutnya, kata dia, penyaluran support pangan bakal disesuaikan dengan kebutuhan.

Database penerima support pangan beras di 2025 bakal menggunakan info Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Kementerian PPN/Bappenas). Rinciannya terdiri dari 15,6 juta PBP desil 1 dan 2, serta 400 ribu PBP wanita kepala rumah tangga miskin dan lansia tunggal.

Rencana perpanjangan ini pernah dilontarkan Arief dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 19 November 2024. Ia mengusulkan anggaran shopping tambahan (ABT) sebesar Rp31,01 triliiun untuk program support pangan beras, support pangan stunting, dan penyaluran stabilisasi pasokan dan nilai pangan (SPHP) pada 2025. Bantuan itu bakal disalurkan selama 6 bulan dan menyasar 16 juta family penerima faedah dan 1,5 juta family akibat stunting.

Arief merinci, penyaluran pangan nan merupakan persediaan pangan pemerintah (CPP) itu terdiri dari komoditas beras, jagung, kedelai, dan daging serta telur ayam. Bantuan beras bakal dibagikan sebesar 10 kilogram setiap penerima support pangan selama 6 bulan. "Kami berambisi support Bapak, Ibu pimpinan, personil Komisi IV mengenai usulan anggaran tambahan," tuturnya.
 
Pemerintah bakal menyalurkan support satu kilogram daging ayam dan 10 butir telur untuk setiap family akibat stunting selama 6 bulan. Dalam skema penyaluran pangan tersebut, support beras menyantap anggaran paling besar di antara jenis support lainnya, ialah mencapai Rp 29,39 triliun. Sedangkan jagung hanya bakal menghabiskan anggaran sebesar Rp474 miliar, kedelai sebesar Rp 308 miliar, dan daging serta telur ayam sebesar Rp831 miliar.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis