TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, PT Freeport Indonesia (PTFI) sudah mengusulkan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga setelah masa berlakunya lenyap pada 31 Desember 2024.
“Freeport sudah ajukan (izin ekspor konsentrat) untuk tahun 2025. Kementerian ESDM lagi membahas dan sudah rapat dengan Kemenko lantaran ini lintas kementerian,” katanya saat ditemui usai penutupan Posko Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di BPH Migas Jakarta, pada 7 Januari 2025.
Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini
Usai rapat dengan kementerian, kata Bahlil, selanjutnya bakal rapat berbareng Presiden Prabowo Subianto untuk membahas mengenai kelanjutan relaksasi ekspor konsentrat tembaga untuk Freeport. “Kami tinggal laporkan kepada Bapak Presiden, apapun keputusannya pasti pertimbangannya lebih baik untuk Freeport dan BUMN,” ujarnya.
Sebelumnya, Freeport telah berkompromi dengan pemerintah Indonesia untuk memperpanjang izin ekspor konsentrat tembaga nan berhujung pada akhir tahun 2024 hingga kuartal pertama tahun depan.
Hal itu, menyusul terbakarnya unit masam sulfat di smelter baru mereka di Gresik Jawa Timur. Pabrik peleburan nan diresmikan Presiden Jokowi September lampau itu, berkapasitas produksi 480 ribu metrik ton katoda tembaga per tahun.
“Karena gini, ini kan sebenarnya sudah jadi smelternya dan nan terbakar itu masam sulfatnya. Kalau masam sulfatnya itu tidak diperbaiki, maka proses industri dari nan lainnya itu tidak bisa berjalan, padahal itu hanya tidak lebih dari 10 persen dari total ruang lingkup smelter itu,” katanya. “Itu mini tapi fatal juga soalnya.”