CNN Indonesia
Kamis, 23 Jan 2025 23:45 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan argumen tak kunjung menahan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu namalain Ita dan suaminya nan merupakan Ketua Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah Alwin Basri hingga saat ini.
Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto mengatakan perihal tersebut hanya masalah teknis investigasi saja.
Ita dan Alwin sebelumnya tidak mengindahkan panggilan interogator sebanyak dua kali untuk diperiksa sebagai tersangka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tinggal masalah eksekusinya seperti apa, itu teknis penyidikan," ujar Tessa di Kantornya, Jakarta, Kamis (23/1) petang.
Ia meyakini tim interogator sudah mengantongi minimal dua perangkat bukti ketika menetapkan seseorang sebagai tersangka. Ia menegaskan penahanan hanya masalah teknis investigasi saja.
"Alat bukti komplit itu merupakan penilaian penyidik. Bukti permulaan nan cukup untuk meningkatkan perkara ke tahap investigasi tentunya sudah ada," ungkap Tessa.
"Masing-masing perkara itu mempunyai karakter tersendiri sehingga interogator punya penilaian gimana langkah bertindak terhadap masing-masing perkara di tiap penanganan di lapangan," sambungnya.
Ita dan Alwin tersangkut kasus dugaan korupsi pengadaan peralatan alias jasa di Pemkot Semarang 2023-2024, dugaan pemerasan terhadap pegawai negeri insentif pemungutan pajak dan retribusi wilayah Kota Semarang, serta dugaan penerimaan gratifikasi tahun 2023-2024.
Lembaga antirasuah sebelumnya sudah lebih dulu menahan dua orang tersangka ialah Ketua Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Semarang Martono dan Direktur Utama PT Deka Sari Perkasa Rachmat Utama Djangkar.
Dalam proses investigasi berjalan, KPK setidaknya sudah menggeledah 10 rumah serta 46 instansi dinas dan organisasi perangkat wilayah untuk mencari peralatan bukti.
KPK mengamankan sejumlah peralatan bukti diduga mengenai dengan perkara nan sedang diusut. Mulai dari arsip APBD 2023-2024, arsip pengadaan masing-masing dinas, hingga duit pecahan rupiah dan euro.
(ryn/dal)
[Gambas:Video CNN]