TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Prabowo Subianto meminta kepada para calon personil kabinet mendatang untuk membantunya membawa Indonesia menuju negara super power atau adikuasa. Hal tersebut disampaikan oleh mantan staf unik Jokowi, Aminuddin Ma’ruf, usai menjadi peserta pembekalan calon wakil menteri di kediaman Prabowo, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis, 17 Oktober 2024.
"Prabowo menekankan pentingnya kerjasama kerja sama antar tim, khususnya elit politik sebagai syarat absolut memimpin Indonesia maju, menuju negara super power. Kira-kira begitu," ujar Aminuddin, seperti dikutip dari Antara.
Selain itu, kata Aminuddin, Prabowo juga menegaskan komitmennya untuk melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi di semua sektor nan telah dimulai oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo. Hal ini disebutnya sebagai syarat absolut untuk Indonesia menuju great power country.
Prabowo pada pembekalan tersebut membeberkan tahapan-tahapan transformasi sebuah bangsa menuju bangsa nan maju dan pada akhirnya menuju negara adikuasa. Tak hanya itu, juga dipaparkan tantangan-tantangan dunia baik di bagian pertahanan keamanan, kemajuan teknologi, maupun bagian ekonomi secara spesifik.
Menurut Aminuddin, komparasi antara kekuatan bangsa lain dan kekurangan bangsa Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Tentunya untuk membawa Indonesia lebih baik. Insya Allah dari pemerintahan nan transisi seperti ini dari Pak Jokowi ke Pak Prabowo insya Allah tidak ada jarak waktu lagi, setelah dilantik kabinet langsung bekerja maksimal," ucap mantan Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia alias PMII tersebut.
Lalu, seperti apa profil dan rekam jejak Aminuddin Ma'ruf? Berikut ringkasannya.
Profil Aminuddin Ma’ruf
Aminuddin Ma’ruf lahir pada 27 Juli 1986 di Desa Tanahbaru, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Ia merupakan mantan aktivis nan pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia alias PMII periode 2014 hingga 2017. Sebelum terpilih sebagai Ketua Umum PB PMII melalui jalur voting dengan perolehan 102 bunyi pada pemilihan putaran kedua, Aminuddin Ma’ruf merupakan Ketua Biro Pemberdayaan Ekonomi PB PMII.
Iklan
Dilansir dari laman Nu.or.id, Aminuddin Ma’ruf nan terpilih sebagai Ketua Umum PB PMII pada Kongres Jambi nan berjalan mulai 30 Mei hingga 10 Juni 2014 tersebut menyelesaikan studi S1-nya di Universitas Negeri Jakarta dan telah menyelesaikan studi magisternya di Universitas Trisakti. Aminuddin Ma’ruf juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Solidaritas Ulama Muda Jokowi alias Samawi.
Ia ditunjuk sebagai Staf Khusus Presiden Jokowi pada Kamis, 21 November 2019 silam. Sejumlah program nan dilaksanakan oleh Aminuddin, seperti program Pesantren Development Project, Digitalisasi Karya Ulama, Best Academy alias Beasiswa untuk Aktivis dan Santri, Kecamatan Berdaya, serta Ambil Peran.
Pada 2020, Aminuddin pernah dikritik Ombudsman RI lantaran menerbitkan surat perintah alias surat tugas nan ditujukan pada Dewan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri alias DEMA PTKIN. Surat tersebut berkarakter maladministrasi lantaran Ombudsman RI menyebut bahwa nan mempunyai kewenangan untuk menerbitkan surat perintah alias penugasan adalah ketua satuan kerja.
Ombudsman kemudian meminta Jokowi untuk melakukan pertimbangan dan memberikan teguran kepada Aminuddin Ma’ruf, sehingga ke depannya kejadian serupa tidak terulang kembali dan keberadaan Staf Khusus Presiden RI bisa memberikan peran nan konkret.
Reno Eza Mahendra berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.
Pilihan Editor: Ekonom Soal Rencana Prabowo Pasang 3 Wamen Dampingi Sri Mulyani: Win-win Solution