Anak Buah Luhut Beberkan Cara Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca dengan Perbaikan Kualitas BBM

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin, mengatakan salah satu langkah mengurangi emisi gas rumah kaca adalah memperbaiki kualitas bahan bakar minyak alias BBM.

Dia menjelaskan nilai BBM di Indonesia menempati posisi teratas dalam golongan termurah. Pertama Indonesia, diikuti Arab Saudi dan Rusia nan mempunyai BBM paling murah di dunia. Namun beda Indonesia dengan dua negara tersebut terliihat dari kualitas bahan BBM.

"Bedanya dua negara lain, Arab Saudi dan Rusia dengan Indonesia dari sisi BBM apa? Mereka adalah oil super power, we are not," kata dia dalam obrolan "Tekan Emisi Perbaiki Kualitas Udara: Kebijakan Baru Subsidi BBM" di Hotel Ashley, Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin, 5 Agustus 2024.

Rachmat mengatakan, pemerintah telah memerintahkan produksi kendaraan roda empat di Indonesia sejak April 2018, adalah mobil dengan standar Euro 4. Kemudian diesel nan dijual sejak 2 April 2022 sudah standar Euro 4.

Namun nan kudu diperhatikan lebih jauh adalah standar pemakaian BBM dari kendaraan tersebut. "Standarnya bukan hanya oktan, nan sering muncul RON (Research Octan Number) 90, 92, bukan itu, tapi sulfurnya," kata dia.

BBM dengan kandungan sulfur 50 part per million (ppm) alias setara Euro 4. Sementara untuk Euro 5 dan Euro 6 dengan sulfur 10 ppm.

Iklan

"Kalau sulfurnya tinggi, perangkat nan digunakan untuk mengurangi emisi alias polusi itu jadi tidak bisa berfaedah dengan baik," ujar anak buah Menteri Luhut Pandjaitan tersebut. Sehingga penyediaan untuk mengurangi gas rumah kaca alias polusi di udara adalah penyediaan BBM bermutu. "Jadi ini perlu disediakan."

Sejauh ini, Rachmat menerangkan, BBM nan disediakan saat ini tetap buruk, jauh dari standar Euro nan dipakai di dunia. Padahal, semestinya standar emisi gas buang kendaraan roda empat alias Euro 4, nomor oktan 91 dan 50 sulfur. Sementara untuk solar, nomor oktannya 51 dan kandungan sulfur BBM 50. 

Rachmat mengatakan, Kemenko Marves dalam memandang rumor lingkungan dari sisi transisi daya melalui penyediaan BBM ramah lingkungan merupakan perihal sangat krusial dan mendesak. "Kita bakal usahakan ini bisa diimulai, prosesnya butuh waktu berapa tahun juga biar selesai seluruh Indonesia," ujarnya.

Pilihan Editor: Rupiah Jeblok Bakal Dorong Kenaikan Harga BBM Bulan Depan? Begini Penjelasan Pertamina

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis