Anak Usaha Pan Brothers yang Produksi Pakaian Merek Ralph Lauren hingga Elzatta di Jawa Barat Digugat PKPU

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 202 orang menggugat Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) perusahaan garmen PT Teodore Pan Garmindo ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Perkara dari anak upaya dari PT Anak upaya PT Pan Brothers Tbk (PBRX) itu teregister dengan nomor 331/Pdt.Sus-PKPU/2024/PN Niaga Jkt.Pst. 

Dalam Sistem Informasi Penelusuran Perkara, sebanyak 202 pemohon itu telah mendaftarkan gugatan pada Senin, 4 November 2024. 

PT Teodore Pan Garmindo merupakan perusahaan nan memproduksi busana jadi dalam skala besar. Perusahaan ini telah beraksi sejak 1998. Selama beraksi PT Teodore juga pernah memproduksi busana dengan merek beken, seperti Ralph Lauren, Tommy Hilfiger, Elzatta, The North Face, Stani, Calo, dan Triset, Corniche. Adapun, PT Teodore ini bermarkas di Cimahi, Jawa Barat. 

Perkara PKPU ini tak hanya dihadapi PT Teodore. PT Pan Brothers Tbk (PBRX) juga menghadapi PKPU nan bakal berhujung dan disidangkan pada Jumat, 22 November 2024 di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

Keputusan penundaan PKPU tersebut diputuskan pada 25 Juli 2024 lampau pada perkara nomor 149/Pdt.Sus-PKPU/2024/PN.Niaga.Jkt.Pst. dan 150/Pdt.Sus-PKPU/2024/PN.Niaga.Jkt.Pst. Direktur Pan Brothers, Fitri Ratnasari Hartono menyampaikan bakal mengikuti proses dan sistem PKPU sesuai peraturan nan berlaku. Selain itu, dia menyampaikan bahwa aktivitas upaya tetap normal.

“Kegiatan upaya dan operasional Perseroan tetap melangkah normal hingga saat ini,” tulis Fitri dalam keterangan resminya, dikutip Kamis, 31 Oktober 2024.

Pada laporan finansial konsolidasian interim per 31 Maret 2024, Pan Brothers mempunyai liabilitas jangka pendek sebesar US$ 188.270.396 alias setara Rp2,9 triliun. Liabilitas jangka pendek mencakup utang usaha, utang pihak ketiga, hingga utang pajak. Sementara itu, liabilitas jangka panjangnya mencapai US$ 364.988.316 alias senilai Rp5,7 triliun. Di sisi lain, Pan Brothers tercatat mempunyai total aset sebesar US$ 698.597.679.

Kondisi finansial salah satu pemain besar di industri tekstil Indonesia ini sudah mengalami kontraksi sejak masa pandemi Covid-19. Pada 2021 lalu, Pan Brothers sempat digugat pailit oleh PT Maybank Indonesia. Namun, gugatan tersebut ditolak oleh pengadilan.

Iklan

Dalam keterangan resminya pada 15 November 2021, Pan Brothers memaparkan tantangan nan dihadapi di masa pandemi Covid-19 dan dihentikannya akomodasi angsuran nan digunakan sebagai modal kerja membikin kondisi arus kas Perseroan menjadi sangat tertekan. Namun, Perseroan saat itu menyatakan tetap bisa terus membukukan untung positif dan menjaga operasional tanpa pengurangan karyawan.

Di sisi lain, saat ini saham PBRX berada di level Rp23 per lembar. PBRX mendapat notasi unik dari Bursa Efek Indonesia (BEI) lantaran adanya permohonan PKPU, terlambat menyerahkan laporan keuangan, perusahaan tercatat di papan pemantauan khusus, dan nilai rata-rata saham selama enam bulan di pasar reguler kurang dari Rp51.

Namun, secara umum saat ini saham emiten tekstil sedang dalam tren nan buruk. Pengamat pasar modal sekaligus founder WH Project, William Hartanto mengatakan sektor tekstil belakangan kurang diminati publik.

“Saham-saham ini (tekstil) mempunyai likuiditas minim sehingga tidak menarik perhatian trader,” kata William saat dihubungi pada Kamis 31 Oktober 2024.

Selain itu, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta juga menilai saham-saham emiten tekstil masuk kategori not rated. Seperti William, dia menilai mereka mempunyai likuiditas rendah.

Hammam Izzudin berkontribusi dalam penulisan tulisan ini. 

Pilihan Editor: Pan Brothers Selesaikan Rights Issue 2023, PT Trisetijo Manunggal Utama Pegang 31,25 Persen Saham

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis