Analis Perkirakan Rupiah Hari Ini bakal Menguat hingga Rp 16.140, Defisit APBN Jadi Tantangan

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini Jumat, 12 Juli 2024 tetap bakal melanjutkan tren penguatan. "Mata duit rupiah naik turun namun ditutup menguat di rentang Rp 16.140 - Rp 16.230," kata dia dalam kajian rutinnya.

Pada penutupan perdagangan Kamis kemarin, nilai tukar rupiah menguat 46 poin menjadi Rp 16.194 per dolar AS. Pada penutupan perdagangan hari sebelumnya, kurs rupiah terhadap dolar AS tercatat di level Rp 16.240. Merujuk info RTI, rupiah pagi ini dibuka pada level Rp 16.156 per dolar AS.

Ibrahim mengatakan, dolar diperdagangkan dalam kisaran nan ketat pada kamis kemarin, setelah kesaksian awal Ketua The Fed Jerome Powell di hadapan kongres. Powell menandai melemahnya pasar tenaga kerja baru-baru ini sebagai aspek nan semakin krusial dalam memutuskan kapan bakal mulai memangkas suku bunga.

Dalam kongres itu pula, Powell mengatakan keputusan penurunan suku kembang tidak tepat sampai The Fed lebih meyakini bahwa inflasi telah mendekati sasaran 2 persen. Namun, dia menyatakan peningkatan inflasi bukanlah satu-satunya akibat nan dihadapi bank sentral AS. "Ketua The Fed tersebut dapat dianggap sedang mempersiapkan landasan untuk penurunan suku kembang pada bulan September," kata Ibrahim.

Dari dalam negeri, realisasi subsidi dan kompensasi daya tahun 2024 diperkirakan bakal membengkak. Pembengkakan ini didorong oleh perubahan Indonesian Crude Price (ICP), nilai tukar rupiah, serta peningkatan volume LPG dan listrik bersubsidi. 

Iklan

Pada semester I 2024, realisasi subsidi dan kompensasi daya mencapai Rp 155,7 triliun, sedangkan pada periode nan sama tahun lampau tercatat Rp 161,9 triliun. Meskipun nominalnya menunjukkan penurunan sebesar 3,8 persen, namun Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan nomor ini belum termasuk kompensasi nan bakal dihitung pada semester II 2024.  

Dalam rangka menghindari defisit anggaran pendapatan dan shopping negara (APBN), pemerintah berencana membatasi BBM bersubsidi mulai 17 Agustus 2024, agar jumlah pemakaian BBM subsidi berkurang. Untuk mengatur penyaluran BBM bersubsidi, pemerintah mengeluarkan Peraturan Nomor 2 Tahun 2023, nan menyatakan pembeli BBM bersubsidi kudu mempunyai surat rekomendasi dari pemerintah daerah, kepala pelabuhan, lurah alias kepala desa.

"Defisit APBN menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam menjaga stabilitas finansial dan keseimbangan anggaran negara. Sedangkan, defisit APBN 2024 diproyeksikan bakal lebih besar dari sasaran nan telah ditetapkan," tutur Ibrahim.

Pilihan Editor: Naik Rp 13 Ribu, Harga Emas Antam Meroket Jadi Rp 1.399.000 per Gram

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis