Analis: Rupiah Awal Pekan Depan Menguat di Rentang Rp 16.160 hingga Rp 16.230 per Dolar AS

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan nilai tukar rupiah pada sesi perdagangan awal pekan depan, Senin, bakal bergerak secara fluktuatif. Namun, dia mempekirakan pergerakan rupiah ditutup menguat di rentang Rp 16.160 hingga Rp 16.230 per dolar AS.

Mata duit rupiah naik 37 poin menjadi Rp 16.200 per dolar AS di perdagangan akhir pekan, Jumat, 2 Agustus 2024. Pada penutupan sebelumnya, Kamis, rupiah sempat menguat 40 poin terhadap dolar AS, ialah di level Rp 16.237.

Terkait indeks dolar nan melemah, Ibrahim mengungkapkan, pelaku pasar mencemaskan terjadinya perlambatan ekonomi di Amerika Serikat. 

“Indeks manajer pembelian AS nan lemah dan info pasar tenaga kerja meningkatkan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi terbesar di bumi dan pemotongan suku kembang pada bulan September oleh Federal Reserve (Fed) berpotensi terlambat bagi ekonomi untuk mencapai soft landing,” kata Ibrahim dalam kajian hariannya pada Jumat sore.

Selain itu, menurut dia, pelaku pasar juga mengawasi perkembangan di Timur Tengah. “Pembunuhan para pemimpin senior golongan militan nan berpihak pada Iran, Hamas dan Hizbullah, memicu kekhawatiran area itu bisa berada di periode perang habis-habisan,” ujar dia. Hal ini dinilai bakal menakut-nakuti dan mengganggu pasokan minyak mentah dan jalur transportasi di Selat Hormutz.

Iklan

Di dalam negeri, Ibrahim menyoroti Badan Pusat Statistik (BPS) nan menyatakan terjadi deflasi secara bulanan sebesar 0,18 persen pada Juli 2024. Menurut BPS, ini melanjutkan tren deflasi nan terjadi pada dua bulan sebelumnya, ialah 0,08 persen pada Juni 2024, dan 0,03 persen pada Mei 2024.

Ibrahim menjelaskan, BPS juga menyebut bahwa kondisi deflasi alias menurunnya nilai barang-barang nan terjadi dalam tiga bulan berturut-turut tidak dapat disimpulkan sebagai penurunan daya beli masyarakat pada pertengahan tahun ini. Deflasi di bulan kemarin terjadi lantaran penurunan nilai komoditas pangan akibat pasokan nan cukup di pasar. 

Pilihan Editor: Kemenperin Sebut Pasar Kosmetik di Indonesia Berada dalam Kondisi Ekspansif

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis