Antara Surplus 48 Bulan Berturut-turut, Ekspor Turun dan Pembatasan Impor Jokowi

Sedang Trending 6 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia kembali mencatat surplus perdagangan 48 bulan berturut-turut pada April 2024. "Neraca perdagangan Indonesia kembali surplus pada periode April 2024 sebesar USD 3,56 miliar. Surplus kali ini menandai surplus beruntun nan telah berjalan selama 48 bulan berturut-turut," kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Kamis malam, 16 Mei 2024.

Surplus neraca perdagangan ini didorong surplus non-migas sebesar USD 5,17 miliar dan defisit migas USD 1,61 miliar.

Menurut Zulhas, India, Amerika Serikat, Filipina, Jepang, dan Korea Selatan menyumbang surplus perdagangan terbesar selama April 2024 nan totalnya mencapai USD 3,87 miliar. Sedangkan, penyumbang defisit perdagangan terdalam adalah Singapura, Australia, Arab Saudi, Hong Kong, dan Thailand nan mencapai USD 1,55 miliar.

Kinerja ekspor Indonesia April 2024 capai USD 19,62 miliar, turun 12,97 persen dibanding bulan lampau (MoM) alias naik 1,72 persen dibanding April tahun sebelumnya (YoY). Penurunan ekspor pada April 2024 tersebut disumbang oleh menurunnya ekspor nonmigas sebesar 14,06 persen dan sektor migas nan naik 5,04 persen dibandingkan Maret 2024 (MoM).

"Kinerja ekspor nonmigas April 2024 secara bulanan mencatatkan pertumbuhan negatif pada seluruh sektor. Pada bulan April ini, ekspor sektor pertanian ambruk sebesar 30,97 persen, diikuti sektor industri pengolahan nan turun sebesar 15,95 persen dan sektor pertambangan nan turun sebesar 4,46 persen (MoM)," katanya.

Bank Indonesia mengatakan surplus neraca perdagangan pada April 2024 mendukung ketahanan eksternal perekonomian nasional.

"Bank Indonesia memandang perkembangan ini positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Kamis.

Kementerian Keuangan menyatakan surplus neraca perdagangan pada April 2024 sebesar 3,56 miliar dolar AS menjadi pedoman nan kuat dalam upaya menjaga ketahanan ekonomi negara.

“Capaian neraca perdagangan nan selalu positif selama empat tahun terakhir ini memberikan landasan nan kuat dalam rangka menjaga ketahanan ekonomi kita,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu di Jakarta, Rabu.

Neraca perdagangan sukses mempertahankan surplus selama 48 bulan sejak Mei 2020, dengan nilai akumulasi surplus 157,21 miliar dolar AS.

Ekspor Indonesia pada April 2024 tercatat sebesar 19,62 miliar dolar AS, naik sebesar 1,72 persen (year-on-year/yoy), didorong oleh peningkatan ekspor migas sejalan dengan meningkatnya nilai daya global.

Di sisi lain, ekspor sektor nonmigas pada April 2024 tercatat sebesar 18,27 miliar dolar AS, dengan share terbesar berasal dari ekspor bahan bakar mineral (16,83 persen dari total ekspor nonmigas).

Sementara itu komoditas logam mulia dan nikel mengalami peningkatan nan signifikan, masing-masing sebesar 70,97 persen (yoy) dan 24,67 persen (yoy), didorong oleh peningkatan nilai nikel dan juga volume ekspor logam mulia.

Impor Indonesia pada April 2024 tercatat sebesar 16,06 miliar dolar AS, naik 4,62 persen (yoy), didorong oleh peningkatan impor beberapa komoditas utama, antara lain mesin/perlengkapan elektrik, plastik dan peralatan dari plastik, bahan kimia organik, serta gula dan kembang gula.

Berikutnya: Impor Turun, Ekspor Juga Turun

  • 1
  • 2
  • Selanjutnya

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis