Apa Alasan Presiden Prabowo Ingin Maung Jadi Mobil Dinas Menteri?

Sedang Trending 4 minggu yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu mengatakan Presiden Prabowo Subianto melarang para menteri kabinetnya menggunakan mobil mewah impor. Kebijakan tersebut bertindak mulai pekan depan. Sebagai gantinya, para menteri diwajibkan untuk menggunakan mobil nan diproduksi dalam negeri.

"Saya dan teman-teman di Kabinet Merah Putih lainnya sudah tidak bakal pakai mobil Toyota Alphard, tapi pakai mobilnya Maung itu," kata dia saat memberikan sambutan dalam aktivitas Puncak Dies Natalis Ke-15 dan Lustrum III Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, Senin, 28 Oktober 2024,

Dia menyebut mobil Maung dirancang oleh Profesor Sigit Puji Santosa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) nan juga menjabat sebagai Direktur PT Pindad. Sebanyak 70 persen komponen mobil tersebut berasal dari dalam negeri.

Alasan Larangan Penggunaan Mobil Impor

Anggito mengatakan argumen utama Presiden Prabowo melarang penggunaan mobil impor dan meminta jejeran menteri di kabinetnya untuk menggunakan mobil dari Pindad adalah lantaran Prabowo mau mendorong kemandirian industri nasional di sektor otomotif.

Dia menambahkan kebijakan tersebut merupakan upaya nan maksimal untuk mengembangkan kendaraan taktis militer dan kendaraan sipil secara menyeluruh, mulai dari konsep kreasi hingga produksi massal.

Iklan

Prabowo telah memberikan contoh dengan menggunakan mobil Natan Pindad Bandung. Prabowo beberapa kali terlihat menggunakan Pindad MV3 Garuda Limousine, termasuk pada aktivitas pelantikan dirinya dan Gibran Rakabuming Raka pada 20 Oktober 2024, serta selama aktivitas semi militer di Magelang pada 25-27 Oktober 2024.

Saat ini PT Pindad telah memproduksi mobil penumpang nan dikenal sebagai MV3 alias Maung, nan mempunyai tiga varian, ialah Maung Tangguh, Maung Jelajah, dan Maung Komando.

MUH. SYAIFULLAH | YUDONO YANUAR

Pilihan Editor: Tanggapan DPR hingga PT Pindad Soal Prabowo Ingin Maung Jadi Mobil Dinas Menteri

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis