Apa Mungkin PDIP Usung Anies di Pilgub Jakarta?

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

DPD PDIP Jakarta telah mengirim surat rekomendasi ke DPP PDIP untuk mencalonkan Anies Baswedan dalam Pilgub DKI Jakarta 2024.

Surat tersebut sekaligus meresmikan Anies sebagai salah satu kandidat nan sedang digodok DPP PDIP untuk diusung dalam Pilgub Jakarta mendatang.

Isu Anies menjadi kandidat nan diusung PDIP dalam Pilgub Jakarta tak muncul secara mendadak. Salah satunya bermulai melalui dorongan relawan agar Anies dipasangkan dengan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Isu tersebut kian menguat dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani menyebut Anies sebagai sosok nan patut dipertimbangkan untuk diusung PDIP dalam Pilgub Jakarta.

"Menarik juga Pak Anies," kata Puan usai memimpin Rapat Paripurna di Kompleks Parlemen, Selasa (4/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sikap PDIP tersebut kemudian menuai sorotan publik. Banyak pihak mempertanyakan argumen PDIP nan sekarang beda sikap dan hendak merangkul Anies di Pilgub Jakarta 2024.

Terlebih, PDIP kerap berseberangan dengan Anies. Pada kepemimpinan Anies sebagai gubernur pun PDIP Jakarta menjadi oposan nan berseberangan dengan Anies.

Lantas, kenapa PDIP mempertimbangkan Anies sebagai kandidat untuk diusung dalam Pilgub Jakarta 2024? Apa akibat nan bakal dialami oleh Anies dan PDIP jika memutuskan untuk bergandengan?

Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menilai beda sikap PDIP nan sekarang memberikan sinyal untuk mengusung Anies lantaran ada kepentingan politik nan sama.

Ia beranggapan selama ini Anies dengan PDIP sebenarnya tak mempunyai ideologi alias pandangan nan kontras. Ia menyebut PDIP-Anies sebatas belum mempunyai kepentingan nan sama.

"(Perbedaan) Ideologi (Anies-PDIP) itu saya sih melihatnya hanya ada di atas kertas, tidak betul-betul diimpelementasikan, ya semuanya sifatnya jika dalam politik pragmatis saja," kata Ujang kepada CNNIndonesia.com, Rabu (12/6).

"Kalau kepentingannya sama berasosiasi jika kepentingannya berbeda berseteru," sambungnya.

Ujang menilai sikap PDIP nan hendak merangkul Anies dalam Pilgub Jakarta 2024 sebagai salah satu ekses politik dari kontestasi Pilpres 2024.

Ia memandang PDIP hendak melawan kandidat nan bakal diusung oleh kubu Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo dalam Pilgub Jakarta 2024.

Di saat nan sama, perihal itu sejalan dengan kepentingan Anies nan memerlukan kendaraan politik untuk menduduki kembali bangku DKI 1.

"Maka suka tidak suka pilihannya ya mengusung Anies itu. Kan itu, itu bagian daripada strategi PDIP di satu sisi mau melawan Jokowi dan Prabowo di Pilkada," jelas dia.

"Di saat nan sama PDIP nan tadinya berlawan secara politik antara Anies dengan PDIP akhirnya bersatu," imbuhnya.

Ujang menilai Anies dan PDIP pasca Pilrpes 2024 mempunyai kesamaan politik lantaran melawan sosok nan sama ialah Prabowo-Jokowi.

Kesamaan kepentingan politik itu juga diperkuat dengan Anies nan tetap mempunyai elektabilitas nan tinggi di Jakarta.

Oleh lantaran itu, Ujang menilai PDIP bersikap logis jika mengusung Anies sebagai cagub dibanding kader-kader internal mereka lainnya nan turut mempunyai potensi.

"Walaupun ada nama-nama (kader internal) nan bagus, tapi tidak cukup kuat untuk bisa menandingi kubu pemerintah. Kalau Anies kan incumbent elektabilitasnya tinggi jadi jika didorong punya potensi menang," jelas dia.

Senada, Direktur Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai wajar jika PDIP mengusung Anies dalam Pilgub Jakarta meski kerap dinilai bersebrangan secara ideologis.

Ia menyebut partai politik di Indonesia tak terlalu mempertimbangkan aspek ideologis dalam sebuah kontestasi.

Ia menilai partai politik di Indonesia lebih mempertimbangkan aspek elektoral dibanding aspek ideologis dalam berkompetisi.

"Soal ideologi, dalam konteks kejuaraan elektoral nan kompetitif, seringnya ideologi bukan menjadi prioritas," kata Agung kepada CNNIndonesia.com, Rabu (12/6).

"Fokus kepada sosok. Apalagi party ID kita rendah," sambungnya.

Kendati demikian, Agung menyangsikan Anies sudah pasti bakal diusung oleh PDIP dalam Pilgub Jakarta ditengah masa pendaftaran nan tetap cukup lama.

Terlebih, kata dia, terdapat kans koalisi Prabowo hendak memasangkan Anies dengan Kaesang nan dinilai juga menjadi representasi istana.

"Di titik inilah, tarik menarik kepentingan antara Istana - PDIP atas nama Anies mengemuka. Tinggal pilihan Anies, mana nan Ia pilih?" tutur dia.

Potensi Pecah Suara Loyalis Anies Jika Diusung PDIP

Agung dan Ujang menilai terdapat potensi perpecahan bunyi pada pedoman pendukung alias loyalis Anies jika diusung oleh PDIP.

Ujang menilai perihal tersebut sebagai akibat bagi Anies nan memilih untuk satu kubu dengan partai nan dulu bersebrangan dengan dirinya.

"Ya, mungkin kalo diusung PDIP kelak ya pendukung anies terbelah, bisa juga pendukung anies memilih kubu lain lantaran kecewa. Itu akibat dari support PDIP kepada Anies," jelas Ujang.

Kendati demikian, Ujang dan Agung sepakat bahwa potensi pecah bunyi tersebut tak bakal berakibat signifikan terhadap elektabilitas Anies.

Agung menilai loyalis Anies lebih rela satu kubu dengan PDIP dibanding dengan musuh utama mereka di Pilpres percaya kubu Prabowo.

"Residu pilpres lebih kuat, sehingga loyalis Anies lebih menerima PDIP daripada jagoan Istana sementara ini," tutur Agung.

"Secara elektabilitas mungkin Anies bakal tetap tinggi. Namun pemilihnya bisa bermigrasi. Karena tidak suka ke PDIP-nya," jelas Ujang.

(mab/ugo)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional