TEMPO.CO, Jakarta - PT Astra International Tbk mempunyai strategi unik untuk berupaya tetap relevan di tengah pasar nan terus berkembang. Produsen otomotif nan berdiri sejak 1957 ini memperkirakan pasar dalam negeri bakal didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z (gen Z) dalam jangka panjang.
Head of Brand Communications Astra, Yudha Prasetya, mengatakan pengguna otomotif saat ini mungkin lebih banyak berasal dari generasi nan lebih tua. Namun dalam waktu mendatang, dia menginginkan Astra setidaknya menjadi pilihan utama (top of mind) generasi milenial dan gen Z.
“Ada langkah nan menurut gue cukup praktis jika ditanya gimana: hire gen Z,” ucap Yudha dalam Indonesia Millennial and Gen Z Summit, Jakarta, Selasa, 22 Oktober 2024.
Yudha menceritakan pengalaman kantornya ketika merekrut tenaga kerja dari gen Z. Di tempatnya bekerja, ketika gen Z telah menemukan pekerjaan nan sesuai dengan passion, mereka bakal bekerja dengan sangat antusias dan serius.
Para anak muda ini, kata dia, bakal terus mengulik hal-hal nan sedang digelutinya. Namun, kesungguhan itu memang kudu menyesuaikan dengan minat mereka. Perusahaan tak bisa langsung mengatur mereka secara satu arah untuk melaksanakan beragam pekerjaan.
“Memang pendekatannya sekarang beda. Kita enggak bisa nih gen Z dipaksa, katanya mereka lemah. Mungkin pendekatannya nan salah,” katanya.
Iklan
Agar tetap relevan dengan pasar, Yudha mengatakan perusahaan justru kudu mengubah langkah pandang dan pendekatan. Termasuk dalam perihal medium nan digunakan. Sebuah perusahaan tak bisa merasa nyaman dengan media cetak alias televisi, hanya lantaran sasaran audiens mereka di sana.
Perusahaan justru kudu bisa mendekatkan diri ke anak-anak muda nan bakal menjadi potential customer mereka di masa depan. Karena itu, Astra saat ini berupaya masuk di beragam kanal nan terhubung dengan anak muda itu. Salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan media nan dekat dengan gen Z.
Yudha mengatakan, sebuah jenama alias brand saat ini tak boleh sombong hanya lantaran mereka besar. Mereka tak boleh terlalu percaya diri bakal menjadi market leader selamanya. Selama tak mau menyesuaikan zaman, kata Yudha, jenama itu bakal tergantikan jenama-jenama lain nan sebelumnya lebih kecil.
“Karena jika ngomongin pasar, memang sekarang pasar gen Z lagi besar banget," kata Yudha. Meski daya beli belum besar, dia mengatakan pasar gen Z tetap krusial untuk jangka panjang. “Ke depannya nan mau beli brand kita jika bukan mereka,” ucapnya.
Pilihan Editor: Prabowo Janji Hilangkan Kemiskinan, Ekonom: Jangan Mengandalkan Bansos