Auditor BPKP Kumpulkan Bukti Konsumsi Tak Layak Atlet PON 2024 di Aceh

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Banda Aceh, CNN Indonesia --

Auditor BPKP mulai mengumpulkan bukti konsumsi hingga porsi makanan bagi atlet dan official nan diduga tidak sesuai dengan nilai nan tertera di rencana anggaran biaya (RAB) bagian konsumsi PB PON Wilayah Aceh.

Auditor Ahli Madya BPKP Aceh Jufridani mengatakan pihaknya sudah menerima info mengenai dugaan adanya penggelembungan anggaran alias markup atau permainan nilai konsumsi bagi atlet dan ofisial PON 2024 di Aceh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini tim BPKP sedang mengumpulkan info dan memotret kondisi real di lapangan nan nantinya arsip dan info ini bakal kita gunakan untuk review pertanggungjawaban pada saat mereka melakukan pembayaran," kata Jufridani saat konvensi pers membahas konsumsi atlet di Media Center PON Wilayah Aceh, Kamis (12/9).

Pihaknya juga belum menentukan apakah nilai makanan nan tertera di RAB sesuai dengan kondisi di lapangan nan diterima atlet, ofisial, hingga panitia PON lainnya.

"Saat ini kita belum berbincang layak alias tidak layak dengan nilai Rp50 ribu dan Rp18 ribu. Kita tetap memotret kondisi di lapangan," ujarnya.

Berdasarkan info nan diterima, penyedia konsumsi PON di Aceh itu adalah PT Aktifitas Atmosfer nan berbasis di Jakarta Selatan sebagai vendor tunggal. Perusahaan itu mengelola konsumsi atlet hingga official PON 2024 dengan pagu anggaran senilai Rp42,3 miliar.

Dalam RAB itu juga disebutkan bahwa nilai satuan per porsi makanan untuk atlet Rp50.900 dan secara keseluruhan mencapai Rp 30,8 miliar. Sementara untuk snack atlet per satuannya Rp18.900 dan nilai secara keseluruhan Rp11,4 miliar.

Namun, berasas sejumlah laporan di lapangan, nilai tersebut berbeda dengan kondisi riil nan diterima atlet hingga ofisial.

Sebagian atlet mendapat satu kotak nasi nan di dalamnya hanya telur bulat, irisan wortel dan air mineral gelas. Lalu ada nan mendapat lauk berupa ayam seukuran jari kelingking orang dewasa.

Lalu ada nan menerima nasi keras hingga lauk nan sudah basi. Persoalan itu diperparah dengan keterlambatan pengedaran konsumsi nan sering telat sampai ke letak atlet beristirahat.

Ketua Bidang Konsumsi PB PON Wilayah Aceh, Diaz Furqan tak menampik soal laporan atlet nan menyampaikan adanya makanan nan tidak layak konsumsi hingga keterlambatan pengedaran makanan.

Diaz berdasar keterlambatan itu diakibatkan komunikasi antara penghubung alias Liaison Officer (LO) dengan penyedia makanan dan atlet saat memesan pengiriman konsumsi. Selain itu jarak tempuh ke letak atlet juga menurutnya berpengaruh.

"Ada beberapa memang kondisinya tidak lezat lagi seperti ayam tadi. Kami juga sudah beberapa kali menyampaikan kepada LO nan berada di lokasi. Soal keterlambatan kami sudah atasi dengan menambah armada untuk distribusi," katanya.

Diaz juga menyebut semestinya menu dan porsi makanan nan diterima seluruh atlet itu seragam dan tidak berbeda-beda antara satu kontingen dengan kontingen lain sesuai nilai nan tertera.

"Terkait makanan saya rasa seragam, tidak ada nan beda, nan namanya makanan untuk atlet dan official nan keluar dari vendor itu sama dan tidak terjadi perbedaan," ujar Diaz.

PB PON juga menyerahkan sepenuhnya ke BPKP mengenai adanya dugaan markup harga nan diduga dilakukan vendor bagian konsumsi atlet.

"Pembayayaran kita itu real jika memang mereka tidak mematuhi dengan apa nan kita persyaratkan, kelak itu ada BPKP," ujarnya.

(dra/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional