Bahlil Beberkan Alasan Hilirisasi Nikel Banyak Pakai Tenaga Kerja Asing

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Bahlil Lahadalia mengungkapkan dalam disertasinya bahwa pembangunan industri hilirisasi nikel melibatkan banyak tenaga kerja asing. Hal tersebut dilakukan demi mendorong percepatan lantaran penggunaan tenaga kerja lokal dapat memperlambat laju pengerjaan.

Salah satu tenaga kerja nan digunakan berasal dari Tiongkok. Ia mengatakan untuk membangun pabrik smelter, tenaga kerja Tiongkok bisa menyelesaikannya dalam kurun waktu paling lama 18 bulan. Sementara tenaga kerja dari dalam negeri butuh waktu lebih lama, sekitar 2 hingga 3 tahun.

"Tetapi orang melakukan investasi ini bukan duit satu dua triliun, melainkan puluhan triliun apalagi ratusan triliun di awalnya. Dorong masuk untuk melakukan percepatan," ujarnya saat memaparkan hasil penelitian pada Sidang Terbuka Promosi Doktor di Universitas Indonesia, Rabu, 16 Oktober 2024.

Hal ini menimbulkan dinamika dan bentrok antara tenaga kerja asing dan lokal. Mengatasi perihal tersebut, Bahlil mengatakan bahwa ketika menjadi Menteri Investasi mengambil langkah dengan memulangkan tenaga kerja asing ke negara asalnya ketika pekerjaannya sudah bisa di cover dengan tenaga kerja lokal.

"Pulangkan mereka. Contoh, katakanlah di Freeport, dari total tenaga kerja di Freeport, 98 persen itu tenaga kerja lokal," ucapnya.

Namun, untuk menerapkan skema tersebut, menurutnya tidak bisa dengan waktu instan. Ia juga mengatakan mengubah sistem investasi agar bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal. "Kalau dulu sistem turnkey, sekarang nggak. Boleh mereka (tenaga kerja asing) masuk, tapi nan mempunyai skill nan memang dibutuhkan. Tapi jika skill-nya ada di dalam negeri, prioritasnya dalam negeri," tutur Bahlil.

Iklan

Bahlil juga menekankan pentingnya mempersiapkan tenaga kerja lokal dengan baik agar bisa bersaing dengan TKA. Ia menyoroti soal disiplin dalam bekerja, di mana waktu bekerja kudu lebih produktif daripada sekadar bersantai.

"Jangan minum kopinya lebih lama daripada kerjanya, kan kira-kira begitu. Kita ini kadang-kadang begitu persoalannya," katanya.

Sebagai informasi, Bahlil menyelesaikan kuliah S3-nya usai I Ketut Surajaya, Ketua Program Studi Kajian Wilayah Jepang UI sekaligus ketua sidang promosi doktor, mengatakan Ketua Umum Partai Golkar itu dinyatakan lulus dan berkuasa menyandang gelar ahli dari Universitas Indonesia.

Bahlil mengangkat disertasi nan berjudul Kebijakan, Kelembagaan dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel nan Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia di Program Studi Kajian Stratejik dan Global (SKSG).

Pilihan Editor:  Profil Chandra Wijaya, Promotor Sidang Doktor Bahlil nan Menjabat Komisaris Independen Jasa Marga

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis