TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan temuan tambang tembaga baru oleh Indonesian Mining Association (IMA) berpotensi meningkatkan pendapatan negara. Terlebih menurutnya, nilai tembaga saat ini sedang mengalami tren kenaikan.
Diketahui, London Metal Exchange (LME) mencatat nilai tembaga berada di nomor US$ 9.675 per ton pada hari ini, Kamis, 10 Oktober 2024. Angka tersebut turun 0,69 persen dalam penutupan perdagangan kemarin.
Meski demikian, nilai tembaga tampak mengalami tren kenaikan dan sempat menyentuh level US$ 10.000 per ton selama dua kali pada tahun ini. Hal tersebut dipengaruhi antusiasme penanammodal baru setelah pengumuman paket stimulus Cina nan bermaksud untuk menghidupkan kembali sektor manufakturnya. Pergeseran positif dalam sentimen juga tercermin dari menurunnya tingkat stok tembaga di Shanghai.
Selain meningkatkan pendapatan negara, dengan adanya potensi penambahan persediaan tembaga ini, menurut Bahlil juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan daya saing. Kendati demikian, Bahlil mengatakan belum mengetahui mengenai penemuan tambang tembaga baru tersebut. "Kita bisa mengelola dalam negeri, dan kemudian sekarang nilai tembaga naik terus. Jadi saya pikir okelah," ujarnya.
Kemudian, menurut Bahlil hasil dari tambahan calon tambang tembaga baru itu lebih baik diolah melalui pabrik pemurnian alias smelter katoda tembaga dalam negeri. Di antaranya adalah PT Freeport Indonesia (PTFI) dan Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
Sebelumnya, Ketua Umum Indonesian Mining Association (IMA) Rachmat Makkasau mengungkapkan bahwa Indonesia bakal mempunyai tiga persediaan tembaga baru nan diperkirakan mulai beraksi dalam lima tahun ke depan.
Iklan
Ia menyatakan, beroperasinya tambang tembaga baru tersebut bakal meningkatkan kapabilitas produksi smelter konsentrat tembaga di dalam negeri, serta memberikan potensi bagi Indonesia untuk menjadi salah satu produsen katoda tembaga terbesar di dunia.
Dia mengungkapkan, tiga persediaan baru itu sudah mencapai tahap eksplorasi akhir. Adapun, ketiga tambang itu ada di Tambang Tujuh Bukit Banyuwangi, Tambang Sumbawa Timur Mining Sumbawa, dan Tambang Gorontalo Mineral Sulawesi. "Kalau ketiga itu beraksi dalam rentang berapa tahun nan bakal datang, ini bakal menambah produksi Indonesia," kata Rachmat dikutip dari situs resmi IMA pada Kamis, 10 Oktober 2024.
Rachmat menyatakan, penambahan persediaan tembaga ini bakal menguntungkan Indonesia, mengingat info nan dimilikinya menunjukkan bahwa produksi katoda tembaga di negara lain mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Rachmat juga menambahkan bahwa jika ketiga tambang tersebut mulai beroperasi, produksi katoda tembaga Indonesia dapat mencapai lebih dari 2 juta ton per tahun.
Pilihan editor: Menkominfo Sebut Pembangunan PDN Cikarang Sudah 90 Persen