Bahlil Sebut Investasi Korea Selatan di Indonesia Capai Rp 200 Triliun Sejak 2019

Sedang Trending 4 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi alias Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menyebut realisasi investasi Korea Selatan di Indonesia mencapai US$ 14 miliar setara Rp 200 triliun sejak 2019 hingga 2023. "Kalau kita hitung, Rp 200 triliun lebih," kata Bahlil dalam sambutannya di aktivitas  peresmian pabrik baterai mobil listrik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power Karawang, Rabu, 3 Juli 2024, nan disiarkan melalui kanal YouTube Kementerian Investasi.

Bahlil juga mengatakan investasi dari Korea Selatan paling banyak masuk sektor hilirisasi. Salah satunya, investasi PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon, Banten. Dalam paparannya, Bahlil menyampaikan, proyek itu dibangun dengan investasi senilai US$ 3,9 miliar. Jika diasumsikan dengan nilai tukarr rupiah Rp 16.300, maka investasi tersebut setara kurang lebih Rp 63 triliun. "2016 sempat mangkrak, sekarang sudah mau selesai. Maret, sudah produksi," ujar Bahlil.

Kemudian, ada pembangunan pabrik kaca milik PT KCC Glass Indonesia nan sekarang sudah rampung. Bahlil berujar, pabrik tersebut merupakan  investasi hilirisasi dari Korea Selatan di Batang, Jawa Tengah. Dalam presentasinya, Bahlil menyampaikan investasi tersebut berbobot US$ 202 juta. "Kita juga bakal mulai produksi di bulan Agustus tahun ini," ujarnya.

Sekarang, Bahlil menambahkan, babak baru investasi dari Korea Selatan juga sudah dimulai. Hal ini menyusul diresmikannya pabrik baterai mobil listrik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power di Karawang, Jawa Barat oleh Presiden Jokowi hari ini, 3 Juli 2024.

Iklan

Menurut Bahlil, nilai investasi untuk proyek tersebut mencapai US$ 9,8 miliar alias sekitar Rp 142 triliun. Namun, itu belum termasuk investasi Hyundai untuk mobil. "Kalau diakumulasi, US$ 11 sampai US$ 12. Ini adalah investasi terbesar satu ekosistem di Indonesia, ekosistem baterai sampai mobilnya," kata dia.

Pilihan editor: Bahlil Bantah BASF dan Eramet Batalkan Rencana Investasi: Hanya Ditunda

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis