TEMPO.CO, Jakarta - Bank Tabungan Negara (BTN) dan Bank Syariah Indonesia (BSI) kompak sampaikan aspirasi agar Prabowo Subianto segera mengentaskan persoalan penurunan kelas menengah. Pihak perbankan mengaku siap turut berkontribusi menguatkan kelas menengah sebagai penyangga ekonomi Indonesia.
SEVP Digital Business BTN, Thomas Wahyudi, mengatakan bahwa akibat penurunan kelas menengah cukup dirasakan pihak perbankan. Ia menantikan pemerintahan baru melakukan gebrakan untuk mengatasi persoalan tersebut.
“Kita menantikan dengan sangat optimistis. Kelas menengah ini jadi motor untuk perkembangan ekonomi kita ke depan,” kata Thomas dalam agenda Indonesia Industry Outlook 2025 nan digelar secara daring, Kamis, 24 Oktober 2024.
Jumlah kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan signifikan dalam kurun waktu lima tahun. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi 47,85 juta orang pada 2024. Penurunan ini setara dengan 9,48 juta orang nan turun kasta dari kelas menengah.
Menurutnya, BTN sebagai kolaborator pemerintah dari sektor perbankan siap mencari upaya nan sejalan untuk membantu menguatkan kelas menengah Indonesia. Hal itu, kata dia, dilakukan dengan menerbitkan skema pembiayaan nan menarik agar tanpa memberatkan pengguna dari kelas menengah.
Sebagai pemain pasar angsuran perumahan rakyat (KPR) terbesar di Indonesia, Thomas juga mengatakan BTN selalu mengupayakan skema-skema nan cocok untuk kelas menengah. Salah satunya dengan KPR angsuran panjang agar pengguna bisa mengatur sesuai kapasitasnya.
Senada, Direktur Keuangan BSI, Ade Cahyo Nugroho, menilai penurunan kelas menengah menjadi rumor nan serius. Menurutnya, perihal itu ditandai dari beragam penurunan penjualan di sektor industri seperti kendaraan roda empat.
Iklan
“Kita berambisi pemerintahan baru segera mengambil langkah, inisiatif, agar masalah ini tidak berkepanjangan,” kata dia.
Ade juga menuturkan dalam jangka dekat perbankan berkomitmen untuk membantu kelas menengah lewat kemudahan biaya transaksi serta skema pembiayaan nan terjangkau. Selain itu, dalam jangka panjang perbankan juga mengambil peran dalam menyokong bumi industri.
Pasalnya, kata Ade, membantu korporasi besar artinya mendorong penciptaaan lapangan kerja nan lebih banyak. Ia beranggapan sektor industri Indonesia mengalami ketertinggalan dari negara maju dan negara menuju maju.
“Sehingga perbankan perlu mendorong industri agar maju, menyerap tenaga kerja lebih banyak, menggaji dengan lebih baik,” kata dia.
Pilihan Editor: Hashim Sebut Eks Menteri PUPR Basuki Hadimuljo bakal Jadi Kepala Otorita IKN