TEMPO.CO, Jakarta - World Bank alias Bank Dunia baru saja mengeluarkan arsip prospek ekonomi Indonesia berjudul “Unleashing Indonesia’s Business Potential - June 2024.” Dalam publikasi itu disebut perpanjangan subsidi support sosial alias bansos diprediksi bakal naikkan defisit anggaran.
Di tengah depresiasi rupiah terhadap dolar saat ini perpanjangan program support sosial nan sudah ada bakal membikin peningkatan shopping subsidi akibat depresiasi mata uang, dan pembayaran kembang nan lebih tinggi. “Semuanya diperkirakan bakal mendorong defisit fiskal menjadi 2,5 persen dari PDB (produk domestik bruto) pada akhir 2024,” demikian kajian Bank Dunia dikutip Selasa, 25 Juni 2024.
Bank bumi mencatat nomor ini lebih tinggi dari defisit 2,3 persen nan tertera di undang-undang APBN 2024. Meski demikian dalam jangka menengah, defisit tetap diproyeksikan bakal stabil pada kisaran 2,5 persen. Hal ini mengikuti peningkatan berjenjang dalam pengeluaran untuk mengakomodasi program-program pemerintahan nan bakal datang, termasuk nan mengenai dengan investasi publik dan infrastruktur.
Subsidi diproyeksikan bakal stabil selama periode proyeksi seiring dengan melemahnya nilai komoditas. Sementara itu, Bank Dunia memprediksi pendapatan diperkirakan bakal terus membaik seiring dengan penerimaan pajak nan menguat akibat kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 1 persen nan direncanakan pada tahun 2025.
Dengan defisit fiskal nan lebih tinggi ditambah dengan pembiayaan nan lebih mahal lantaran kondisi moneter dunia nan tidak menguntungkan, utang pemerintah diproyeksikan bakal tetap datar dalam jangka menengah dengan rata-rata 38,7 persen dari PDB hingga tahun 2029.
Iklan
Sebelumnya Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan hingga Mei, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara alias APBN 2024 telah mengalami defisit Rp 21,8 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 0,10 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Meski demikian nomor tersebut disebut tetap dalam level aman. “Postur 2024 defisitnya adalah 2,29 persen dari GDP (PDB). Jadi jika sekarang tetap 0,10 persen, tetap relatif on track,” ujar Sri Mulyani dalam pemaparan RAPBN 2025 di Kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Senin, 24 juni 2024.
Adapun untuk masa transisi alias tahun depan, dalam rancangan anggaran 2025 defisit APBN ditargetkan 2,29-2,82 persen terhadap PDB.
Pilihan Editor: Airlangga Tanggapi Usulan Penurunan Defisit Anggaran Hingga Makan Siang Gratis