BEM SI Geruduk DPRD Jatim, Singgung 'Reformati' era Jokowi

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Surabaya, CNN Indonesia --

Ratusan mahasiswa dari golongan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Timur, di Surabaya, Senin (12/8).

Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, massa terdiri dari mahasiswa beragam kampus di Surabaya, Sidoarjo, Lamongan dan Malang. Ada pula golongan masyarakat sipil lainnya.

"Selamat datang di era reformati," salah satu spanduk nan dibawa massa. "Reformasi di era Jokowi (Presiden Joko Widodo)," bunyi tulisan lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koordinator BEM SI Jatim Aulia Thaariq Akbar alias Atta mengatakan mereka mengkritisi kondisi reformasi nan dinilai kian memburuk di akhir kepemimpinan Presiden Jokowi.

"Aksi kami mengusung tajuk dosa-dosa Jokowi dan boroknya di Jatim," kata Atta nan juga Presiden BEM Universitas Airalangga (Unair) Surabaya ini.

Atta kemudian menyampaikan sejumlah persoalan nan memperburuk reformasi di Jatim. Mulai dari persoalan HAM, bentrok agraria dan reformasi institusi.

"Pertama kami menuntut pemerintah untuk memastikan pengusutan Tragedi Kanjuruhan dilakukan hingga setuntas-tuntasnya," ucapnya.

BEM SI juga menuntut Pemerintah Provinsi Jatim memberikan tempat tinggal nan layak untuk penduduk Rusunawa Gunungsari, serta menyediakan akomodasi bagi Pedagang Kutisari nan tergusur.

Berikutnya BEM SI menuntut agar pemerintah mencabut HGU PT Bumi Sari Maju dan membebaskan petani Pakel Muhriyono. Mereka juga menolak reklamasi di Surabaya.

"Kami menolak dengan tegas RUU Polri dan RUU TNI, dan menolak adanya komersialisasi pendidikan serta pembungkaman kebebasan akademik. Karena RUU TNI itu sangat memungkinkan untuk TNI kembali berbisnis dalam instansi," ucapnya.

Massa pun meminta agar personil DPRD Jatim mau untuk menemui mereka, dan menyatakan menerima tuntutan mahasiswa secara kelembagaan.

Demonstran kemudian ditemui Anggota Komisi A DPRD Jawa Timur dari Fraksi PDI Perjuangan, Hari Putri Lestari. Ia langsung menjumpai massa di jalan dan kemudian naik ke mobil komando.

"Saya minta maaf hanya saya nan menerima panjenengan. Karena nan lain sedang monitoring," kata Tari di tengah massa.

Tari mengatakan, dia bakal menerima poin-poin tuntutan BEM SI. Namun dia mengaku tak bisa menyelesaikan itu sendirian. Dia pun berjanji bakal membahasnya berbareng seluruh personil DPRD Jatim.

"Saya sudah terima apa nan mau disampaikan, poin-poin mengenai pelanggaran HAM, bentrok agraria dan reformasi institusi. Bukan saya nan bakal menyelesaikan sendirian, tapi bakal dibahas secara kelembagaan oleh DPRD Jatim," ucapnya.

Dia sempat terlihat gelagapan saat mahasiswa mencecarnya soal penanganan Tragedi Kanjuruhan. Tari kebingungan saat ditanya apakah kasus itu sudah diusut hingga tuntas alias belum.

"Kanjuruhan, coba saya akan, sudah alias belum. Kanjuruhan itu adalah korban kesewenangan di stadion sepak bola itu kan," kata Tari disusul sorakan mahasiswa.

Dialog antara Tari dan mahasiswa pun menemui deadlock. Massa tetap meminta agar mereka diizinkan masuk ke Gedung DPRD Jatim untuk melanjutkan dialog. 

(frd/isn)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional