Bendungan Way Apu Disebut Aman, Debit Air Hujan Ekstrem Lewati Desain

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Hutama Karya | CNN Indonesia

Senin, 08 Jul 2024 11:13 WIB

kapasitas terowongan pengelak & tinggi temporary cofferdam di Bendungan Way Apu memang dirancang untuk menahan banjir, tapi debit air hujan melampaui kapasitas. Bendungan Way Apu nan sampai saat ini tetap dalam proses pembangunan. (Foto: Dok BWS Maluku)

Jakarta, CNN Indonesia --

Hujan deras sejak 3 sampai 5 Juli di Pulau Buru, Maluku, sempat memicu kekhawatiran. Debit air Sungai Way Apu nan melonjak tinggi dikhawatirkan bakal jebolnya Temporaray cover Dam nan berfaedah sebagai tanggul sementara untuk mengalihkan air sungai ke terowongan.

Kepala Subdit Wilayah 3 Direktorat Bendungan dan Danau, Dave Muchaimin mengamini curah hujan selama dua hari tersebut tergolong ekstrem.

"Curah hujan 196,5 mm/hari (kategori hujan ekstrem > 150 mm/hari) alias setara dengan debit banjir rencana kala ulang 40 tahun (777.0 m3/detik)," kata Dave dikutip Minggu (7/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, kata dia, kondisi ekstrem ini menurut BMKG lantaran akibat adanya Sirkulasi Siklonik terpantau dari Samudera Pasifik Filipina nan mengakibatkan terbentuknya akumulasi awan cumulonimbus.

Menurutnya, kapabilitas terowongan pengelak dan tinggi temporary cofferdam di Bendungan Way Apu memang dirancang untuk menahan banjir dengan kala ulang 25 tahun (691,3 m3/detik).

Namun, debit air nan melampaui pemisah kreasi tersebut menyebabkan air meluap (overtopping) di atas temporary cofferdam. Hal ini lah nan menimbulkan kesan waduk jebol.

"Jadi nan terjadi adalah curah hujan dan debit melampaui kapabilitas kreasi nan ada, sehingga terjadi overtopping atau melewati puncak temporary cofferdam, bukan jebolnya bendungan, nan saat ini tetap dalam pembangunan (di kreasi dengan Qpmf 3837.9 m3/detik)," ujarnya.

Sementara Plt Kepala Balai Wilayah Sungai Maluku, Faliansyah, tim di lapangan terus memantau situasi dengan cermat. Mengingat prediksi BMKG tentang potensi cuaca jelek di Maluku hingga 11 Juli, perbaikan cofferdam baru bakal dimulai efektif pada 12 Juli.

Faliansyah menekankan bahwa persiapan dan penyiapan material sudah dilakukan sejak dini. Tim juga telah menyiapkan rencana tindakan ("action plan") selama 1 bulan untuk memulihkan cofferdam.

"Sampai saat ini, tidak ada korban jiwa dan kita berambisi pemulihan ini lebih sigap sehingga pembangunan dapat dilanjutkan sesuai rencana," ujarnya.

Hal itu lantaran waduk ini mempunyai peran krusial dalam mereduksi banjir di area tersebut (dengan kapabilitas 557 m3/detik). Selain itu, waduk ini juga bakal menyediakan air irigasi untuk 10.000 hektar lahan, air baku 0,5 m3/detik, dan daya listrik 8 MW.

(inh)

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional