Benny Susetyo, Romo yang Aktif Suarakan Kemanusiaan Dialog Antaragama

Sedang Trending 2 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila sekaligus aktivis kemanusiaan Benny Susetyo alias kerap dipanggil Romo Benny meninggal bumi hari ini, Sabtu (5/10) awal hari.

Kabar duka tersebut dikonfirmasi Sekretaris Eksekutif Keadilan, Perdamaian, Migran dan Perantau Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Martin Jenarut dan Direktur Nasional Gusdurian Network Indonesia (GNI) Alissa Wahid.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya (meninggal dunia)," jawab Alissa.

Romo Martin mengonfirmasi berita Romo Benny meninggal di RS Mitra Medika Pontianak Sabtu (5/10) pukul 00.15 WIB. Jenazah Romo Benny direncanakan dibawa ke Rumah Duka Gotong Royong.

Meski begitu, belum diketahui penyebab pasti Romo Benny tutup usia di umur 55 tahun ini alias lima hari sebelum dia berulang tahun nan ke-56 pekan depan.

Romo Benny adalah pastor sekaligus aktivis kemanusiaan nan lahir di Kota Malang pada 10 Oktober 1968. Ia menempuh pendidikan tinggi di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana Malang pada 1996.

[Gambas:Video CNN]

Kegandrungan Romo Benny terhadap kemanusiaan dan perbincangan lintas kepercayaan sudah terlihat sejak aktif di Konferensi Wali Indonesia (KWI).

Ia pernah menjadi Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan (HAK) di KWI.

Tak hanya itu, Romo Benny juga menjadi salah satu tokoh pendiri Setara Institute, organisasi nan memperjuangkan perlindungan keberagaman dan menjunjung tinggi martabat manusia.

Romo Benny juga vokal dalam memperjuangkan kebebasan berpikir dan berpendapat. Ia sempat mengkritik tindakan abdi negara Kodim dan Kejari Padang nan menyita kitab diduga berpaham komunis pada 8 Januari 2019.

Menurutnya, tindakan tersebut tidak masuk akal. Ia mendesak agar pembredelan itu dihentikan dan tidak lagi dilakukan.

Alih-alih membredel, Romo Benny mendesak agar buku-buku itu diperbolehkan dibaca dan dipelajari untuk mengetahui apakah ada perihal nan salah dari mengerti tersebut.

"Jadi pemberedelan (penyitaan) itu, itu sesuatu nan menurut saya melawan logika nalar sehat. Jadi tolong hentikan pemberedelan itu. Karena apa? Pengetahuan kudu dibalas dengan pengetahuan," ujar Benny seperti diberitakan detikcom pada Rabu (9/1).

Baru-baru ini, dia juga sempat mengomentari apalagi menyatakan ormas Katolik menolak izin pengelolaan lahan tambang nan diajukan pemerintah.

Ia mengatakan gereja merupakan pelayanan pastoral nan konsentrasi pada pendidikan, kesehatan, dan keumatan. Mereka tidak pernah diajarkan mengelola konsesi tambang sehingga ormas Katolik perlu berhati-hati agar tidak terperangkap dalam jebakan.

"Jadi kita kudu betul-betul jangan sampai kita jatuh masuk ke dalam sebuah perangkap 'jebakan Batman' lantaran tambang-tambang besar. Perangkap artinya jangan sampai kita terjebak tata kelola ekosistem alamnya itu menjadi rusak," jelasnya.

"Jadi prinsip lembaga gereja itu lebih ke prinsip kehati-hatian dan kebijaksanaan. Serta domainnya tidak di situ," ucap Romo Benny pada 11 Juni.

(chri)

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional