TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ke-8 Republik Indonesia, Prabowo Subianto, beberapa kali menyinggung persoalan kemiskinan dalam pidato perdananya selepas dilantik. Menurutnya, nomor kemiskinan di Indonesia tetap sangat besar. Rakyat Indonesia, kata Prabowo, Indonesia tetap belum merdeka dari kemiskinan.
“Kita tetap memandang sebagian saudara-saudara kita nan belum menikmati hasil kemerdekaan, terlalu banyak saudara-saudara kita nan berada di bawah garis kemiskinan,” ucap Prabowo dalam pidato perdananya sebagai presiden, Ahad, 20 Oktober 2024 di kompleks Senayan, Jakarta.
Menurut Ketua Umum Partai Gerindra tersebut, pemerintah tidak boleh menutup mata terhadap persoalan ini. Para pemimpin, kata Prabowo, sudah sepatutnya bekerja sama untuk dapat mengelola kekayaan negara sebaik mungkin untuk dapat digunakan bagi kepentingan rakyat dan mengatasi kemiskinan.
“Kita tidak boleh mempunyai sikap seperti burung unta, jika memandang sesuatu nan tidak lezat memasukkan kepalanya ke dalam tanah,” ujarnya.
Prabowo bercita-cita masyarakat kelas bawah alias wong cilik kudu bisa sejahtera. Kebutuhan sandang, pangan, dan papan masyarakat kudu bisa terpenuhi. Itu semua, menurut Prabowo, sudah menjadi tanggung jawab pemimpin negara nan bekerja untuk rakyat.
“Cita-cita kita adalah memandang wong cilik iso gemuyu. Wong cilik bisa senyum, bisa tertawa,” ucap pensiunan Jenderal TNI tersebut.
Iklan
Pengentasan kemiskinan sendiri sudah sedari lama dicita-citakan Prabowo. Sejak dari masa kampanye, Prabowo menjadikan pengentasan kemiskinan sebagai salah satu dari 17 program prioritasnya. Ia menjanjikan kemiskinan bakal lenyap dalam lima tahun masa kepemimpinannya, alias artinya dalam tahun 2029.
Prabowo menjadikan info kemiskinan ekstrem sebagai dasar untuk mempromosikan program kampanyenya nan lain, salah satunya makan bergizi gratis. Ia acapkali menyebutkan, kemiskinan menyebabkan banyak anak alias masyarakat kekurangan gizi, sehingga program makan bergizi cuma-cuma kudu dilakukan.
Sebagai informasi, berasas info dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut jumlah masyarakat miskin per Maret 2024 di Indonesia mencapai 25,22 juta orang alias sama dengan 9,03 persen. Sedangkan garis kemiskinan nan ditetapkan pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp 582.932 per kapita per bulan.
Han Revanda Putra ikut berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.
Pilihan editor: Pengamat Sebut Pemerintahan Prabowo Perlu Maksimalkan Pungutan Pajak Sektor Hiburan