TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan mendapat perintah dari Presiden Prabowo Subianto untuk membangun industri etanol dan metanol. Hal tersebut merupakan langkah untuk mewujudkan program swasembada daya lewat daya baru terbarukan.
Bahlil berujar metanol nan saat ini digunakan sebagai campuran untuk mengembangkan bahan bakar nabati (BBN) biodiesel, 80 persennya berasal dari impor. "Jadi kita bakal bangun di Bojonegoro dengan industri kurang lebih sekitar US$ 1,2 miliar investasinya," ujar Bahlil saat ditemui di kediamannya usai melakukan pencoblosan di TPS 003, Jalan Duren Tiga Barat, Jakarta Selatan, Rabu, 27 November 2024.
Selain itu, Bahlil juga berencana mendorong pembangunan pabrik etanol nan bahan bakunya bisa berasal dari tebu alias singkong. Menurutnya perihal ini juga krusial lantaran biodiesel menggunakan campuran crude palm oil alias CPO, etanol, metanol, dan sebagian solar.
"Jadi selisihnya nggak lagi kita impor jika kita impor," kata Bahlil.
Sebelumnya, pemerintah menyatakan serius dalam mewujudkan program swasembada energi, salah satunya dengan daya baru terbarukan. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, saat ini sedang mempersiapkan beragam kebutuhan krusial untuk peluncuran biodiesel B40 nan direncanakan pada Januari 2025. Menurutnya salah satu perihal nan kudu diperhatikan adalah persiapan infrastruktur.
"B40 sekalipun ya, nan sudah tinggal 2 bulan lagi ini infrastrukturnya diperbesar, kapasitasnya diperbesar," ujarnya dalam aktivitas Penyerahan Laporan Hasil Analisis Kajian Sistemik kepada 12 Instansi Terkait Pencegahan Maladministrasi dalam Layanan Tata Kelola Industri Kelapa Sawit, di Kantor Ombudsman RI, Senin, 18 November 2024.
Eniya menjelaskan prasarana nan disiapkan mencakup pembangunan jetty, nan bakal meningkatkan kapabilitas pelabuhan dan biaya sewanya. Menurut Eniya, jika biaya sewa meningkat, perlu juga menambah area penyimpanan sebelum muatan diangkut ke kapal.
Selain itu, Eniya menilai, prasarana kapal nan terstandar sangat diperlukan untuk memastikan spesifikasi kapal memenuhi syarat, sehingga B40 dapat diangkut dan ditangani dengan baik.
Selanjutnya, selain memperhatikan kesiapan infrastruktur, Eniya juga mendorong peningkatan Crude Palm Oil (CPO) untuk mendukung program pengembangan biodiesel B40 sekaligus B50 nan bakal diluncurkan pada tahun 2025.
Eniya mengatakan saat ini telah dilakukan pengetesan B40 pada beragam perangkat transportasi, sehingga dia optimistis bahwa B40 dapat diterapkan secara mandatory pada Januari 2025. Sementara itu, untuk B50, Eniya mengatakan bahwa selain memastikan stok CPO nan cukup, juga kudu membuktikan peremajaan kebun sawit melangkah dengan baik.