BI Rate Dipangkas, Saham BTN (BBTN) Melesat

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

INFO BISNIS - Harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) makin moncer setelah Bank Indonesia (BI) menetapkan pemangkasan suku kembang sebanyak 25 bps menjadi 6 persen pada rapat majelis gubernur Rabu, 18 September 2024.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kenaikan saham BBTN sebanyak Rp 40 (2,77 persen) menjadi Rp 1.485 dengan net buy pemodal asing Rp 5,54 miliar. Rentang pergerakan nilai saham BBTN Rp 1.445-1.495. Kenaikan tersebut menjadikan total penguatan saham BBTN sepanjang September 2024, saham BBTN telah menguat sebanyak 5,31 persen dari level akhir Agustus Rp 1.410 menjadi Rp 1.485 dengan net buy senilai Rp 50,18 miliar.  

Head of Research & Strategy JP Morgan Indonesia Henry Wibowo sebelumnya menyebut bahwa BI berpotensi memangkas BI Rate sebanyak 50 bps sepanjang September-Desember tahun ini. Penurunan tersebut bakal berkapak positif terhadap saham sektor-sektor nan sensitif terhadap suku bunga, seperti saham bank, khususnya bank nan konsentrasi menawarkan angsuran properti dan otomotif.

“Saham-saham bank juga diyakini bakal memperoleh faedah terbesar dari peningkatan likuiditas dan arus modal setelah terjadi pemangkasan tingkat suku bunga. Pemodal bakal mulai berinvestasi pada saham perbankan, lantaran 60 persen dari komposisi IHSG BEI diisi saham sektor tersebut,” kata Henry.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis menyebutkan, ada  beberapa rumor nan bisa menopang performa finansial dan saham BBTN. Di antaranya, akuisisi bank syariah dengan tujuan pembentukan bank syariah.

Iklan

Dirinya mengatakan, perseroan tengah bermusyawarah dengan mitra strategis untuk penguatan unit upaya syariah perseroan. Sejumlah obrolan telah dilakukan, termasuk dengan PP Muhammadiyah, nan bisa menjadi salah satu pemegang saham di bank syariah nan bakal dibentuk.

Sentimen positif lainnya, terang Victor Stefano dan Naura Reyhan, datang dari rencana penjualan asset-aset bermasalah nan kemungkinan direalisasikan pada Oktober alias awal November 2024. Penjualan aset bermasalah tersebut diharapkan membikin rasio angsuran bermasalah (NPL) perseroan turun sebanyak 50 bps.

Sedangkan sentimen positif terhadap keahlian finansial dan saham BBTN datang dari rencana kebijakan pemerintah, seperti penambahan jumlah rumah bersubsidi sebanyak 34 ribu menjadi 200 ribu unit sampai akhir tahun.

Rencana pemerintahan baru untuk mendongkrak segmen properti dengan pembangunan sebanyak tiga juta unit rumah per tahun dan mengubah skema subsidi pembelian properti. (*)

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis