TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan Bitcoin di awal Oktober 2024 cukup mengkhawatirkan. Terjadi penurunan secara signifikan pasca meningkatnya bentrok Israel-Iran. Meski demikian, banyak analis nan tetap optimistis bahwa pasar bakal segera bangkit kembali.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mengatakan pada dasarnya, Oktober sering menjadi bulan nan kuat bagi Bitcoin secara historis. Tercatat beberapa kali mengalami kenaikan nan signifikan. Oktober 2023 misalnya, Bitcoin melonjak lebih dari 28 persen.
"Banyak pengamat memprediksi bahwa tren ini bakal terulang tahun ini, meskipun ada tekanan jual di awal bulan," katanya dalam keterangan tertulis nan diterima tempo pada Kamis, 3 Oktober 2024.
Pada akhir September 2024, nilai Bitcoin sempat turun dari US$ 65.609 menjadi US$ 60.805 dalam waktu singkat. Penurunan tersebut diperburuk dengan terjadinya ketegangan geopolitik nan semakin memanas, khususnya antara Israel dan Iran.
Akibatnya, Bitcoin turun 6 persen dalam sehari. Hal itu juga berbarengan dengan arus keluar biaya dari ETF Bitcoin nan signifikan. Fidelity’s FBTC kehilangan US$ 144 juta, sementara ARKB mencatat penurunan sebesar US$ 84 juta.
"Selain ketegangan geopolitik, pasar Bitcoin juga dipengaruhi oleh pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, nan belum memberikan sinyal pemotongan suku kembang lanjutan dalam waktu dekat. Hal ini memicu kekhawatiran penanammodal dan memperburuk tekanan jual di pasar kripto," kata Fyqieh.
Meski begitu, Fyqieh mengatakan bahwa kondisi penurunan nilai Bitcoin nan mengkhawatirkan ini adalah kemunduran sesaat. Pasalnya, tren musiman Oktober tetap dinilai sebagai bulan terbaik bagi Bitcoin. Investor hanya perlu lebih berhati-hati dalam menghadapi perubahan jangka pendek ini.
Iklan
"Bitcoin sering kali mengalami penurunan di bulan September sebelum memulai lonjakan harga di Oktober. Meskipun ada tekanan jual saat ini, dalam beberapa minggu ke depan Bitcoin bisa kembali mencapai nilai tertinggi baru, mengikuti pola bullish historis," ujarnya
Menurut Fyqieh, Bitcoin condong melalui fase 'pengisian ulang' sebelum akhirnya melonjak pada Oktober. Meski potensi semakin menurun juga tetap ada, dia merasa percaya bahwa Bitcoin bakal mencetak nilai tertinggi baru dalam beberapa minggu mendatang.
Karena itu, Fyqieh menyarankan penanammodal untuk tetap memperhatikan aspek eksternal nan mempengaruhi pasar, contohnya ketegangan geopolitik dan kebijakan suku bunga. Bagi penanammodal nan cermat, periode ini bisa dijadikan kesempatan untuk optimasi untung di pasar kripto.
"Meski Oktober sering menjadi bulan nan kuat bagi Bitcoin, kondisi pasar dunia nan tidak menentu bisa mempengaruhi pergerakan nilai kali ini. Namun, jika ketegangan mereda dan sentimen pasar kembali positif, Bitcoin mempunyai potensi besar untuk pulih dan apalagi mencapai level baru nan lebih tinggi," imbuh Fyqieh.
Pilihan Editor: Kenapa Sri Mulyani Sebut Deflasi Berbulan-bulan Justru Positif Meski Pengusaha dan Ekonom Cemas?