ARTICLE AD BOX
CNN Indonesia
Kamis, 27 Jun 2024 14:43 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mencatat kenaikan radikalisasi di tengah masyarakat dalam kurun waktu nyaris 10 tahun terakhir.
BNPT tak mengungkap nomor kenaikannya. Namun, berasas info BNPT, golongan remaja, anak-anak, dan wanita menjadi sasaran tertinggi dalam proses radikalisasi.
"Kami melakukan penelitian sejak 2016, rupanya terjadi peningkatan proses radikalisasi di kalangan remaja, anak-anak, dan perempuan," kata Kepala BNPT Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel dalam rapat di Komisi III DPR, Senayan, Kamis (27/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rycko mengatakan sejak 2016 BNPT mempunyai 3.000 tim peneliti nan melakukan penelitian di kalangan remaja. Terutama di SMA kota-kota besar.
Menurut dia, terjadi perubahan pola serangan dari semula terbuka menjadi serangan lewat proses radikalisasi terhadap golongan anak muda alias remaja. Ia menuturkan golongan teroris mulai menyadari model serangan terbaru lebih berakibat dibanding serangan terbuka.
"Terjadi shift of paradigm, shift of approach, dari hard attack berubah menjadi soft attack," katanya.
Sejak 2024, kata Rycko, BNPT mulai konsentrasi mendalami kenaikan nomor radikalisasi. Hasilnya, ada kenaikan nomor intoleransi alias proses perubahan seseorang menjadi intoleran, lantaran tak mempunyai pemahaman terhadap ideologi kekerasan.
"Jawaban satu dari hasil penelitian ini, lack of education, public awareness, pengetahuan mereka tentang ideologi kekerasan ini tidak ada," katanya.
(thr/tsa)
[Gambas:Video CNN]