TEMPO.CO, Jakarta - Country Managing Director Boeing Indonesia, Zaid Alami optimistis bahwa 12 tahun dari sekarang alias pada 2036, Indonesia bakal menjadi pasar penerbangan komersial terbesar keempat di dunia. Hal ini sebelumnya juga diprediksi oleh International Air Transport Association (IATA).
“Sebanyak 40 persen populasi Asia Tenggara ada di sini, di Indonesia, dengan (populasi) 280 juta orang,” kata Alami di instansi Boeing Indonesia, Gedung Menara Astra Lantai 22, Jakarta Pusat, Senin 10 Juni 2024.
Selain itu, kata Alami, aspek pendukung pertumbuhan penerbangan itu terlihat dari 390 juta penumpang nan diproyeksikan terbang pada tahun 2037.
Saat ini, konsentrasi produsen pesawat asal Amerika Serikat itu untuk memungkinkan agar pertumbuhan tersebut didukung dengan peningkatan keamanan kapabilitas keamanan, efisiensi, dan keberlanjutan. “Begitu banyak pertumbuhan nan kami lihat datang ke sini,” ujar Alami.
Alami menyebut pertumbuhan ini tidak terfokus pada regional Asia saja, tapi juga didorong ekonomi Indonesia nan sangat sehat dan terus berkembang dengan pertumbuhan PDB nan besar.
“Dan kami senang mendukung pertumbuhan itu,” katanya.
Lebih jauh, Alami menyoroti kemitraan nan terjalin antara pemerintah Amerika Serikat dengan pemerintah Indonesia selama 75 tahun. “AS menegaskan kembali perihal tersebut berbareng Indonesia, dengan meningkatkan hubungan mereka."
Dalam kesempatan itu, Alami pun menceritakan kali pertama Boeing mengirim pesawatnya ke Indonesia itu pada 26 Januari 1949 dengan jenis pesawat DC-3 Seulawah. nan saat ini, pesawatnya berada di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. “Kami sangat senang, untuk menjadi bagian dari sejarah panjang ini,” katanya.
Boeing Tertarik Dukung Industri Dirgantara RI
Boeing juga tertarik berkolaborasi dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan di Indonesia untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 dengan siap membantu dan mendukung industri dirgantara Indonesia. "Kami sangat tertarik untuk berkolaborasi dengan pemerintah Indonesia mengenai visi Indonesia Emas 2045 " kata Alami.
Iklan
Saat ini Boeing bekerja sama tidak hanya dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), namun juga dengan sejumlah kementerian dan pejabat pemerintah serta regulator dan perusahaan.
Pasalnya, untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, nan diperlukan tidak hanya bekerja sama dengan pemerintah tetapi juga mencakup aspek rantai pasok, customer, bandara, dan berkolaborasi dengan perguruan tinggi. "Kita perlu memandang ekosistem penerbangan secara keseluruhan, dan itu komitmen kami," ujar Alami.
Boeing, menurut dia, juga siap membantu dan mendukung pertumbuhan industri dirgantara di Indonesia secara holistik. "Secara holistik, bukan hanya dengan satu elemen, dan itu merupakan peranan kami dalam membantu visi Indonesia 2045," katanya.
Dengan tujuan berfokus secara holistik itu, bakal dieksplorasi lagi kesempatan - kesempatan bagi Boeing untuk bermitra, kesempatan untuk berkolaborasi, dan membantu dalam rangka mencapai pertumbuhan industri penerbangan Indonesia.
"Jadi apakah itu pelatihan, edukasi Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM), berkolaborasi dengan para customer kami mengenai efisiensi, mengenai capacity building, keberlanjutan, semuanya merupakan bagian dari visi kami," kata Alami. "Kami sangat tertarik untuk bekerja sama serta melanjutkan kemitraan dengan Indonesia untuk 75 tahun ke depan."
MOCHAMAD FIRLY FAJRIAN | ANTARA
Pilihan Editor: Boeing Beberkan Progres Penyelesaian 24 Jet Tempur F-15EX nan Dipesan Prabowo