Boros Batu Bara, Industri Semen di Indonesia Didorong Beralih Gunakan Bahan Bakar dari Limbah Sampah

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Puji Lestari mendorong penggunaan teknologi co-prosesing pada industri semen. Co-processing adalah penerapan teknologi bahan bakar nan berasal dari limbah sampah tanpa menimbulkan buangan emisi dan menyebabkan pencemaran udara. 

"Teknologi ini dapat mengurangi konsumsi batu bara pada industri semen," kata Puji dalam obrolan Exchange Programme on Heat Recovery sebagaimana dikutip dalam keterangan tertulis nan diterima Tempo, Sabtu, 3 Agustus 2024.

Puji menjelaskan penggunaan limbah sampah untuk bahan bakar industri semen menggunakan metode klin, dimana limbah dibakar dengan suhu tinggi. Dia menilai sudah saatnya pelaku industri memanfaatkan limbah sampah nan jumlahnya sangat besar tanpa menimbulkan polusi udara.

Menurut Kepala Badan Standarisasi Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian Andi Rizaldi, pemerintah mendorong penerapan industri hijau. Hal itu diatur dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014. Dia mengatakan dalam izin itu industri kudu mengutamakan efisiensi dan efektivitas dalam proses produksinya dengan menggunakan sumber daya secara berkelanjutan.

Andi berbicara industri semen adalah salah satu sektor nan masuk dalam peta jalan dekarbonisasi industri. Sebab, pengolahan semen merupakan sektor nan royal daya batu bara. Saat ini pemerintah juga merancang standarisasi produk hijau dan restrukturisasi teknologi rendah karbon.

"Pemerintah juga mempunyai sejumlah program pengurangan emisi gas rumah kaca. Industri semen termasuk menjadi salah satu sub sektor industri prioritas dalam peta jalan dekarbonisasi dan peta jalan perdagangan karbon nan saat ini dikembangkan Kementerian Perindustrian," ujarnya.

Iklan

Andi mengatakan permintaan semen Indonesia terus meningkat dengan pertumbuhan 4,8 persen per tahun.  Namun saat ini 80 persen bahan bakar pabrik-pabrik semen di Indonesia tetap menggunakan batu bara. 

Dia menambahkan sejumlah produsen semen telah menyepakati untuk menekan penggunaan batu bara. Kesepakatan itu sejalan dengan sasaran Indonesia mencapai net zero emission pada 2060. Salah satu produsen semen terbesar, PT Indocement, berkomitmen menggunakan bahan bakar pengganti dengan teknologi co-processing pada 2030.

"Indocement bakal mengurangi konsumsi batu bara sebesar 18,3 pada 2023 dan menargetkan pengurangan batu bara sebesar 42 persen pada 2030," kata Andi.

Pilihan Editor: Banyak Proyek Ditunda, Konsumsi Semen Nasional Turun 16,3 Persen

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis