TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk alias BSI, Hery Gunardi, blak-blakan bicara soal kondisi perusahaan usai ramai pemberitaan penarikan biaya Muhammadiyah dari bank pelat merah tersebut.
“Likuiditas kita ample, ya, cukup solid. Solid,” kata Hery saat dijumpai media usai konvensi pers “BSI International Expo” di Jakarta, Jumat, 14 Juni 2024, seperti dikutip dari Antara.
Pada Senin lalu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae juga telah memastikan bahwa BSI saat ini tetap sangat likuid. Dengan begitu, otoritas bisa memastikan tidak ada rumor nan perlu dikhawatirkan mengenai dengan masalah penarikan biaya Muhammadiyah.
Dari sisi normatif, menurut Dian, penarikan biaya dari bank sebetulnya peristiwa nan biasa terjadi selama bank memenuhi kecukupan biaya andaikan pihak ketiga sewaktu-waktu mau menarik dananya.
Perihal hubungan antara BSI dan Muhammadiyah, Dian mengatakan bahwa persoalan tersebut merupakan tugas manajemen dan pemegang saham pengendali untuk menyampaikan komunikasi nan lebih baik kepada publik.
Ia pun berharap, rumor penarikan biaya Muhammadiyah dari BSI dapat diselesaikan oleh pihak mengenai dengan segera sehingga tidak banyak menimbulkan spekulasi nan tidak perlu di masyarakat.
Penarikan biaya Muhammadiyah dari bank syarian tersebut berangkat dari keputusan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah untuk mengalihkan dananya setelah konsolidasi finansial pada 26 Mei 2024 di Yogyakarta. Hal ini terungkap melalui sebuah memo dari Muhammadiyah bernomor 320/I.0/A/2024 mengenai konsolidasi dana.
Iklan
Memo tersebut ditujukan kepada Majelis Pendidikan Tinggi dan Pengembangan PP Muhammadiyah, Majelis Pembinaan Kesehatan Umum PP Muhammadiyah, ketua Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah, ketua Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah, hingga ketua Badan Usaha Milik Muhammadiyah di seluruh Indonesia.
"Dengan ini kami minta dilakukan rasionalisasi biaya simpanan dan pembiayaan di BSI dengan pengalihan ke Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, bank-bank syariah daerah, dan bank-bank lain nan selama ini bekerja sama baik dengan Muhammadiyah," demikian tertulis dalam memo tersebut.
Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi, Bisnis, dan Industri Halal Anwar Abbas, menyebut porsi penempatan biaya Muhammadiyah terlalu banyak di BSI, sementara penempatan biaya di bank-bank syariah lain tetap sedikit. Hal itu secara upaya dapat menimbulkan akibat konsentrasi (concentration risk).
Muhammadiyah, menurut Anwar, mempunyai komitmen nan tinggi untuk mendukung perbankan syariah. Oleh karena itu, organisasi Islam itu terus melakukan rasionalisasi dan konsolidasi terhadap masalah keuangannya.
Pilihan Editor: Apresiasi PP Muhammadiyah Tarik Dana dari BSI, Analis Sebut Bisa Bantu Bank Kecil di Daerah