TEMPO.CO, Jakarta - Merger PT Smartfren Telecom Tbk dengan PT XL Axiata Tbk rencananya bakal membentuk entitas campuran berjulukan PT XlSmart Telecom Sejahtera Tbk. Direktur Utama Smartfren Merza Fachys mengatakan komposisi dewan perusahaan baru bakal ditentukan pada tahap lanjutan.
“Saat ini belum ada keputusan nan pasti mengenai komposisi jejeran direksi. Lebih lanjut bakal disampaikan andaikan sudah ada keputusan,” kata Merza dalam keterangan di laman keterbukaan info Bursa Efek Indonesia, Kamis, 26 Desember 2024.
Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini
Merza mengatakan, XL Axiata dan Smartfren bakal mempunyai status pemegang saham pengendali nan setara pada XLSmart. Menurutnya, ini merupakan keputusan nan telah diambil pemegang saham dan menunjukkan manajemen mempunyai komitmen nan sama kuat untuk memajukan XLSmart.
Sebelumnya, Group Chief Executive Officer Axiata Group Vivek Soo mengatakan entitas XL Axiata bakal bertahan. Sementara Smartfren dan Smartel bakal berasosiasi menjadi bagian dari XLSmart. “Axiata Group Berhad dan Sinar Mas bakal menjadi pemegang saham pengendali, masing-masing memegang 34,8 persen saham XL Smart,” kata Vivek dalam keterangan resminya, Rabu, 11 Desember 2024.
Vivek mengatakan dua entitas nan bakal saling melengkapi dalam melayani pangsa pasar telekomunikasi Indonesia. XLSmart bakal mempunyai skala, kekuatan finansial, dan skill nan bisa mendorong investasi prasarana digital, memperluas jangkauan layanan, dan mendorong penemuan bagi pelanggan, sekaligus menciptakan pasar nan lebih sehat dan kompetitif.
Mengenai argumen merger, XLSMart bakal melakukan investasi ulang utuk memperluas jaringan 5G, peningkatan jaringan, dan penemuan produk. “Selain itu, merger ini diharapkan menghasilkan sinergi biaya nan signifikan, dengan perkiraan sinergi sebelum pajak sebesar US$ 300-400 juta setelah selesainya proses integrasi jaringan strategis serta optimasi sumber daya,” kata Vivek.
Proses merger ini telah mendapatkan persetujuan majelis dewan XL Axiata, Smartfren, dan Smartel. Namun, tetap menunggu persetujuan dari regulator dan pemegang saham. Sehingga, diproyeksikan bakal tuntas pada paruh pertama 2025.