CNN Indonesia
Selasa, 05 Nov 2024 05:00 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengamankan sebanyak 76.420 latiao dan memusnahkan 49 latiao yang disita lantaran kedaluwarsa alias tidak ada izin edar. Itu dilakukan BPOM menyusul kasus Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLBKP) di tujuh wilayah.
Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan mereka telah mengecek 341 letak nan terdiri dari 214 ritel alias toko, 27 distributor, 100 kantin dan warung di area sekolah.
Sebanyak 33 dari seluruh letak nan dicek tersebut, katanya, ditemukan menjual latiao sebanyak 77.219, dan 750 telah diambil sampelnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taruna menyebut tindakan tersebut diambil guna mencegah lebih banyak orang keracunan. Pada uji laboratorium mereka, lanjutnya, ditemukan kuman Bacillus Cereus.
"Tapi boleh jadi lantaran dia high risk, muncul bakteri-bakteri lain. Mungkin salmonella, mungkin jamur alias fungi. Dan ini bisa berakibat pada sistem syaraf, bisa berakibat pada sistem metabolisme kita nan disebut dengan hepatic system failure," tuturnya di Jakarta, Senin (4/11) seperti dikutip dari Antara.
Dia menjelaskan pangan bungkusan terbagi dalam dua kategori ialah nan berisiko tinggi dan rendah. Ikrar mengatakan untuk pangan bungkusan dengan akibat rendah contohnya makanan industri rumah tangga nan sensitif terhadap sejumlah perihal seperti waktu nan dapat busuk dalam 1-2 hari.
Sementara itu pangan bungkusan akibat tinggi, contohnya nan dikemas kemudian diekspor.
Dia menyebut pada awalnya latiao dianggap sebagai pangan bungkusan berisiko rendah. Namun, rupanya latiao merupakan pangan bungkusan dengan akibat tinggi, sehingga tindakan pencegahan itu diambil.
Dia pun mengingatkan publik untuk tidak mengonsumsi pangan bungkusan impor dari China tersebut.
Sebelumnya BPOM menyatakan mereka menerima laporan keracunan akibat latiao, pangan olahan asal China, dari tujuh wilayah, ialah Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, dan Pamekasan.
Dari 73 produk latiao nan teregistrasi dan sebanyak empat terbukti mengandung bakteri.
Langkah-langkah nan mereka tempuh sebagai koreksi, ialah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital untuk menghentikan penjualan latiao secara daring serta menarik dan memusnahkan produk nan menyebabkan KLBKP.
(ANTARA/kid)
[Gambas:Video CNN]
Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.
Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.