TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menyatakan hasil pemantauan BPS di 150 kabupaten dan kota mencatat tingkat inflasi month to month alias mtm sebesar 0,08 persen. Atau dalam kata lain terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,23 pada Oktober 2023 menjadi 106,01 pada Oktober 2024.
“Terjadi inflasi sebesar 0,08 persen secara bulanan alias terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen dari 105,93 pada September 2024 menjadi 106,01 pada Oktober 2024,” ucap Amalia, Jumat, 01 November 2024.
Hal ini sekaligus mengakhiri tren deflasi lima bulan beruntun sejak Mei 2024. Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi sebesar 0,94 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,06 persen. Sedangkan komoditas nan dominan mendorong inflasi pada golongan ini adalah emas perhiasan nan memberikan andil inflasi sebesar 0,06 persen.
“Inflasi bulan Oktober 2024 ini mengakhiri tren deflasi nan terjadi sejak Mei 2024,” kata Amalia.
Inflasi 0,08 persen secara mtm ini didorong oleh inflasi komponen inti. Komoditas lainnya nan turut memberikan andil terhadap inflasi mtm pada Oktober 2024, antara lain emas perhiasan, daging ayam ras, tomat, nasi dengan lauk masing-masing, telur ayam ras, kopi bubuk, minyak goreng, dan sigaret kretek mesin (SKM).
Iklan
“Komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,22 persen komponen ini memberikan andil inflasi sebesar 0,14 persen,” ujarnya.
Namun, untuk komponen diatur pemerintah serta komponen bergolak alias volatile diketahui mengalami deflasi. Dimana komponen diatur pemerintah mengalami deflasi 0,25 persen, sementara komponen bergolak mengalami deflasi sebesar 0,11 persen.
Pilihan Editor: Makan Bergizi Gratis Dimulai Januari 2025, Badan Gizi Nasional Beberkan Strategi Anggarannya