TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menyebut bahwa keseluruhan provinsi di Indonesia mengalami inflasi secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada bulan Oktober 2024. Hasil tersebut didapatkan setelah BPS melakukan pengumpulan info lewat pemantauan di 150 kabupaten dan kota.
“Secara tahunan seluruh provinsi mengalami inflasi,” ujarnya dalam konvensi pers, Jumat, 01 November 2024.
Menurut Amalia, Papua Tengah menjadi provinsi dengan tingkat inflasi paling tinggi sebesar 4,19 persen dengan indeks nilai konsumen alias IHK sebesar 109,98. nan disusul Provinsi Papua Pegunungan nan mengalami inflasi sebesar 2,85 persen.
“Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,22 persen,” kata Amalia.
Dalam skala nasional, inflasi tahunan alias yoy tercatat mengalami kenaikan sebesar 1,71 persen. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan IHK dari 104,23 pada bulan Oktober 2023, menjadi 106,01 di Oktober 2024.
Iklan
“Berdasarkan golongan pengeluaran, inflasi tahunan utamanya didorong oleh golongan makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 2,3 persen dan memberikan andil sebesar 0,67 persen terhadap inflasi umum,” ucap Amalia.
Inflasi ini sendiri sekaligus mengakhiri tren deflasi nan sebelumnya telah terjadi selama lima bulan beruntun sejak bulan Mei 2024. BPS mencatat tingkat inflasi month to month alias mtm sebesar 0,08 persen. Atau dalam kata lain terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,23 pada Oktober 2023 menjadi 106,01 pada Oktober 2024.
Pilihan Editor: Setelah Deflasi 5 Bulan Berturut-turut Indonesia Akhirnya Inflasi, Artinya Apa?