TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menjelaskan kalkulasi pendapatan nan bakal diterima pertani milenial dalam program Brigade Pangan. Setiap petani nan mengikuti program itu diestimasikan bakal memperoleh penghasilan minimal Rp10 juta per bulan.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Moch Arief Cahyono mengatakan setiap brigade beranggotakan 15 orang dengan lahan kelola seluas 200 hektare. Setiap hektare lahan pertanian itu diprediksi bisa memproduksi gabah rata-rata sebesar 5 ton. Dengan begitu, dia mengatakan setiap brigade bisa memproduksi gabah kering panen mencapai seribu ton.
Dengan dugaan nilai gabah Rp6 ribu per kilogram, Arief mengatakan total pendapatan kotor brigade dapat mencapai Rp6 miliar. Setelah dikurangi biaya operasional sebesar Rp19 juta per hektare alias total Rp3,8 miliar untuk lahan seluas 200 hektare, pendapatan bersih mereka diperkirakan mencapa sebesar Rp2,2 miliar. Uang itu bakal dibagi antara brigade dan pemilik lahan.
"Mereka bakal mengelola lahan selama 5 tahun agar pendapatannya optimal,” ujar Arief dalam keterangan resmi, Sabtu, 23 November 2024.
Program Brigade Pangan menggunakan skema bagi hasil 70:30. Arief menjelaskan, 70 persen dari pendapatan bakal diberikan kepada brigade, sedangkan 30 sisanya untuk pemilik lahan. Sebagian dari pendapatan brigade juga bakal disisihkan untuk modal tanam berikutnya agar aktivitas ini berkelanjutan.
Arief mengatakan potensi penghasilan Rp10 juta per bulan bisa lebih besar jika pengelolaan dilakukan secara lebih efisien dan produktif. Penghasilan brigade, menurut dia, bakal meningkat jika bisa tanam 2 sampai 3 kali dalam setahun. Hal ini juga didukung pemerintah lewat hibah perangkat dan mesin pertanian senilai Rp3 miliar untuk dikelola brigade selama lima tahun.
Ia menilai kesempatan besar bagi generasi muda nan mau berasosiasi dalam upaya tani. Bagi pemuda nan tertarik, dia mengatakan pendaftaran dapat dilakukan melalui dinas pertanian setempat. Ia berjanji, pemerintah tak hanya memberikan hibah perangkat dan mesin pertanian, tapi juga menyediakan pendampingan teknis serta bibit padi unggul.
Ia menambahkan pemerintah telah memetakan wilayah dan lahan sawah nan dapat digarap oleh Brigade Pangan. Menurut dia, ada 12 propinsi nan mempunyai lahan nan tetap dapat dioptimalkan. "Pak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mau anak-anak muda terlibat dalam sektor pertanian dengan agunan untung serta penggunaan teknologi tinggi,” katanya.
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) University Dwi Andreas Santosa sebelumnya mengkritik program Brigade Pangan. Ia menilai program itu belum mempunyai kejelasan dari lahan nan bakal dipakai untuk program itu sampai pembayaran gaji. "Pertanyaan nan mendasar kan di mana lahannya?" ujarnya ketika dihubungi Tempo melalui telepon seluler pada Jumat, 22 November 2024.
Andreas membayangkan lahan pertanian nan bakal digunakan untuk program Brigade Pangan ini berada di wilayah Merauke, Papua. Namun, dia menilai langkah ini memerlukan waktu nan panjang untuk dapat mewujudkan swasembada pangan.
Ia juga mempertanyakan sistem pembayaran penghasilan nan disebut per orang bakal mendapatkan Rp 10 juta. Sebab, kata dia, belum jelas siapa nan bakal membayarkan penghasilan itu kepada para petani.
M. Raihan Muzzaki berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.