Bright Institute Peringatkan Presiden Prabowo agar Tak Berambisi Soal Ketahanan Pangan

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Bright Institute, Awalil Rizky, memperingatkan Presiden Prabowo Subianto agar tidak terlalu berambisi soal ketahanan pangan. Alasannya, lantaran tingkat kelaparan di Indonesia tetap terbilang cukup tinggi.

"Ini peringatan kepada program swasembada pangan alias ketahanan pangannya pemerintahan Prabowo bahwa tingkat kita kelaparan itu tetap masalah besar kok di Indonesia ini," ujar Awalil dalam Webinar ulasan proyeksi Ekonomi IMF ke Indonesia melalui platform zoom pada Selasa, 5 November 2024.

Menurut dia, meskipun indeks kelaparan masyarakat Indonesia membaik, namun perihal tersebut tetap masih melangkah lambat. Sementara, lanjut Awalil, sebagian besar masyarakat Indonesia tetap tergolong kekurangan konsumsi pangan.

"Nah salah satu komponen dari empat komponen tadi dengan berat sepertiga itu adalah ketidakcukupan konsumsi pangan undernourishment. Under nutrisi lah begitu ya. Nah info perihal ini ada di Badan Pusat Statistik (BPS)," ucap dia.

Sementara itu, Awalil mengatakan, Indonesia berada pada ranking ke-77 dari 127 negara di bumi nan mengalami tingkat kelaparan tertinggi. Peringkat tersebut berasas info kalkulasi nan dilakukan oleh Global Hunger Indeks (GHI) tahun 2024 tentang tingkat kelaparan suatu negara. 

Lebih lanjut, dia mengatakan, skor indeks kelaparan dunia Indonesia sebesar 16,9 persen. Hal tersebut, kata Awalil, Indonesia menduduki ranking tertinggi dengan tingkat kelaparan di Asia Tenggara. Dia membandingkan Indonesia dengan beberapa negara di Asia Tenggara nan tetap mengalami tingkat kelaparan di dunia. Awalil mengatakan, Thailand mempunyai skor 10,1 persen dan berada di ranking 52, Vietnam mempunyai indeks kelaparan dengan skor 11,6 persen dan ada di ranking 56 di dunia. "Lalu ada nan child wasting itu 10 persen, tingkat kematian balita 2,1 persen. nan krusial skor kita 16,9 persen dan Indonesia menduduki ranking 77 dari 127 negara," kata Awalil.

Menurut dia, ranking tersebut bukan buletin nan cukup baik dalam perihal ketahanan pangan. Awalil mengatakan, semestinya Indonesia bisa mempunyai ranking nan lebih tinggi dengan negara nan mempunyai lahan pertanian luas. "Ya bukan buletin baik ya. Artinya kita dengan negara nan punya pertanian nan luas, petani nan banyak dan sebagainya, ya kita rupanya tingkat kelaparannya di tengah-tengah aja. Sedikit di bawah rata-rata," ucap dia.

Artikel ini terbit di bawah titel Bright Institute Peringatkan Prabowo agar Tak Berambisi Dalam Ketahanan Pangan

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis