Budaya Kelam Perundungan Senior dan Kematian Dokter Muda PPDS Undip

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Program Studi (Prodi) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang diduga meninggal bumi akibat perundungan.

Dia ditemukan wafat di bilik indekosnya. Polisi mengungkap mahasiswi berinisial AR itu menyuntikkan obat penenang ke tubuhnya.

Disclaimer Kesehatan Mental - rev1Foto: Dok. CNNIndonesia

Ada kitab catatan di dekatnya. Buku itu mengungkap perjalanan berat AR selama menempuh pendidikan master spesialis. Polisi juga mengetahui curhatan AR ke ibunya tentang perihal itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap budaya perundungan di kalangan master ahli sudah berjalan puluhan tahun. Kemenkes pernah mengecek perihal itu lewat screening mental para peserta PPDS.

Hasilnya 22,4 persen peserta PPDS diketahui mengalami depresi. Para master muda itu tersebar di beragam rumah sakit pemerintah.

Kasus ini bukan kasus baru. Pada 2023, beredar berita di media sosial soal perundungan antardokter spesialis. Hal itu juga mendapat perhatian dari Menkes Budi.

Kala itu, Kemenkes memanggil para master nan menjadi korban. Kemenkes menemukan korban mengalami stres lantaran mendapatkan tekanan pekerjaan nan tidak berasosiasi dengan kedokteran.

"Ada golongan di mana peserta didik ini diperlakukan sebagai asisten, sebagai sekretaris, sebagai pembantu pribadi. Mereka diperintah mengantarkan cucian ke laundry, bayar laundry, hingga antar jemput anak master senior," kata Budi dilansir situs resmi Kemenkes, 20 Juli 2023.

"Bahkan di antara para korban ada nan diminta mengeluarkan biaya hingga puluhan juta untuk kepentingan pribadi oknum master spesialis," ujarnya.

Pakar kesehatan masyarakat Hermawan Saputra menilai perundungan terhadap PPDS terjadi lantaran sistem pendidikan master ahli nan ada di Indonesia.

Dia mengatakan tak semua perguruan tinggi punya pendidikan master ahli sehingga membikin kuota menjadi terbatas. Hal itu membikin kejuaraan para master tergantung dari kapabilitas jaringan dan juga kapabilitas keuangan.

"Ini nan menyebabkan kejuaraan terjadi dan di satu sisi, orang nan masuk juga kudu siap dengan beragam proses pendidikan nan padat, ketat, dan feodalistik jadinya. Adanya bullying senior-junior nan sangat ketat, terutama di tahap-tahap ketika mereka masuk ke dalam program stase," kata Hermawan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (16/8).

Dia mengatakan program master ahli membikin para master muda mau tidak mau menjalin hubungan intens dengan para seniornya. Tak jarang, hubungan intens itu dimanfaatkan oleh oknum master senior.

Hermawan mengatakan para master muda sering kali kudu bekerja lebih berat menggantikan para seniornya. Lalu ada beberapa tugas lainnya nan memaksa peserta PPDS menuruti perintah master senior.

Dosen Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Ede Darmawan mengakui memang ada budaya perundungan di kalangan Dokter spesialis.

Menurutnya, budaya ini timbul sejak lama. Budaya ini terus diturunkan lantaran pihak-pihak mengenai tak mengambil langkah konkret untuk memutusnya.

"Itu memang berangkaian dengan budaya lama nan melangkah di pendidikan master spesialis, memang kudu harus diperbaiki," kata Ede saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (16/8).

"Ada emosi dendam memang, 'Dulu saya digituin oleh senior,' sekarang jadi begitu," ujarnya.

Ede menyebut perihal ini menjadi sebuah ironi. Perundungan terjadi di kalangan orang-orang paling terdidik di negeri ini. Dia beranggapan semestinya perihal ini tak terjadi.

Dia mendorong semua pihak bergerak menumpas perundungan di kalangan master spesialis.

Pengawasan ketat terhadap dokter

Langkah pertama nan bisa dilakukan, kata Ede, adalah membentuk unit unik nan memantau para personil PPDS. Unit itu diusulkan untuk membikin pemantauan kondisi mental secara berkala. Unit itu juga menjadi saluran pengaduan korban perundungan.

Ede juga mendorong pemerintah membenahi lembaga pendidikan kedokteran di beragam penjuru negeri. Kampus kudu dibebani tanggung jawab mencegah perundungan antardokter.

"Karena mereka-mereka ini kan aset. Setahun master ahli enggak sampai seribu orang. Mereka nantinya bakal memberi manfaat, bukan hanya diri mereka dan keluarga, tapi masyarakat," ucap Ede.

Hermawan juga sepakat dengan perihal itu. Dia berbicara kudu ada pengawasan nan jelas dan ketat terhadap profesionalisme para master ahli dalam membimbing juniornya.

"Perguruan tinggi kudu melakukan proses pengawasan dan pengawalan dan profesionalisme pengajaran ya agar tidak terjadi intensivitas pribadi nan berlebihan tadi," ujarnya.

Dia juga mendorong ekspansi akomodasi pendidikan master spesialis. Salah satunya dengan memperbanyak pendidikan master ahli dengan rumah sakit sebagai penyelenggara.

"Dengan sendiri kita berambisi feodalistik alias kasus-kasus bullying itu menjadi sesuatu nan lenyap dengan sendirinya jika proses kebijakan itu dibuka lebih aksesibel ke seluruh wilayah di Indonesia," ucap Hermawan.

(dhf/isn)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional