TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto telah melantik personil Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional pada Pilpres 2024 Budiman Sudjatmiko sebagai Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan.
Dtemui awak media di kompleks Istana Kepresidenan,Jakarta Pusat, pada Selasa lalu, Budiman irit bicara ketika ditanya kelanjutan proyek Bukit Algoritma. Proyek itu sempat ia pimpin pada 2021, kala Budiman menjabat sebagai Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO.
“Kalau soal itu kan perusahaan swasta, kebetulan kelak saya tidak bakal ada di situ setiap hari, paling mengurusi yayasannya saja," kata Budiman pada Selasa, 22 Oktober 2024.
Eks Politikus Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) itu sebelumnya menjadi insiator proyek Bukit Algoritma di Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat. Budiman, kala itu menganggap proyek ini bakal menjadi silicon valley versi Indonesia.
Soal kedudukan terbarunya di Kabinet Merah Putih, Budiman mengatakan dirinya ditugaskan untuk menyelamatkan masyarakat dari ancaman kemiskinan. Dia menyebut mengentaskan kemiskinan tak sekadar membagikan support tunai.
“Ini adalah badan pengentasan, bukan penanggulangan. Kalau penanggulangan itu ngasih aspirasi saja, tapi Pak Prabowo minta agar lebih fundamental,” kata Budiman.
Karena itu, Budiman menyebut orang miskin kudu diberdayakan. Sementara, golongan nan terancam miskin kudu diselamatkan.
Iklan
“Siapa nan terancam miskin? Ya mungkin pekerja-pekerja pabrik nan melakukan mekanisasi, digitalisasi, robotisasi ter-PHK. Atau mereka menjadi korban musibah alam, alias ya akibat-akibat mekanisasi banyak sekali perusahaan-perusahaan nan bangkrut, segala macam," kata Budiman.
Menurut dia, kemiskinan itu terjadi lantaran kurang pendapatan, akses, dan aset. Karena itu, pengentasan kemiskinan bukan sekadar menyebuhkan gejalanya saja.
“Bukan sekadar ngasih duit tunai, tapi pembedayaan, pembangunan, inklusif. Mulai dari sektor industri, juga kebijakan investasi,” kata dia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase masyarakat miskin pada Maret 2024 sebesar 9,03 alias turun 0,33 persen dari Maret 2024. Jumlah ini juga menurut 0,54 persen poin pada September 2022. Sementara itu, jumlah masyarakat miskin pada Maret 2024 sebesar 25,22 juta orang alias menurun 0,68 juta orang pada Maret 2023 dan menurut 1,14 juta orang pada 2022.
Daniel A. Fajri berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.
Pilihan Editor: Sosok Iwan Bomba, Pengusaha Batu Bara nan jadi Utusan Khusus Prabowo