TEMPO.CO, Jakarta - Perum Bulog siap menyerap produksi beras dalam negeri hingga 600 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan pasokan beras domestik. Hal ini disampaikan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono saat meninjau percepatan tanam di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Kamis, 3 Oktober 2024.
"Saya sendiri sudah berbincang dengan Perum Bulog dan mereka siap menyerap 600 minimal, tapi kita sorong untuk bisa menyerap 1 juta ton beras dari masyarakat agar tidak jatuh harganya," ucapnya, dikutip dark keterangan tertulis.
Untuk mencapai sasaran itu, pemerintah menambah alokasi pupuk subsidi dari 4,5 juta ton menjadi 9,5 juta ton. Sudaryono menyatakan tambahan subsidi ini merupakan komitmen pemerintah terhadap nasib petani agar lebih sejahtera.
Sudaryono mengatakan, petani setiap hari bersusah-payah bekerja di sawah untuk mendapatkan rezeki secara halal. Dia mengatakan pekerjaan ini adalah tugas mulia. Dia meminta publik turut mendukung pekerjaan petani.
“Petani ini nggak boleh dipersulit kudu dipermudah dan kudu kita memudahkan dengan menyiapkan segalanya," katanya.
Ke depan, Sudaryono mengatakan, pemerintah kudu memperbaiki tata kelola pupuk untuk memastikannya sampai ke petani. Dia tidak mau petani nan tengah antusias produksi justru lesu akibat kurangnya pupuk subsidi. Dia mengatakan, pemerintah bakal menyelesaikan masalah pupuk satu per satu.
Iklan
Kepada para petani, Sudaryono berpesan agar memastikan produksi pada Oktober 2024 ini dapat maksimal. Dia mengimbau petani memanfaatkan kondisi air nan melimpah pada musim penghujan. Jangan sampai, kata dia, kondisi air nan melimpah ini tidak dimanfaatkan dengan baik.
"Saya mau memastikan bahwa di bulan Oktober ini nan krusial kita push agar petani menanam lebih antusias lagi. Sebab hitung-hitungan kami, jika Oktober nanam maka Januari itu panen," katanya.
Pemerintah telah menargetkan pertanaman padi 1,2 juta hektare pada tahun ini. Sudaryono mengatakan, sasaran itu dapat dicapai dengan kerja keras dan semangat berbareng antar semua pihak.
Pilihan Editor: Terjadi dari Mei-September 2024, Apa Itu Deflasi dan Penyebabnya?