Cara Siparu Membidik Pendapatan Daerah Kabupaten Tangerang Rp 5,11 Triliun

Sedang Trending 17 jam yang lalu

PEMERINTAH Kabupaten Tangerang menggenjot perolehan pajak wilayah dengan penemuan Sistem Pendaftaran Wajib Pajak Baru (Siparu). Upaya ini dilakukan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) untuk mencapai sasaran Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada 2025 senilai Rp 5,11 triliun.

Bupati Tangerang Mochamad Maesyal Rasyid menyatakan nomor itu berpijak pada realisasi capaian PAD pada tahun lampau sebesar Rp 4,3 triliun. PAD tahun ini ditargetkan naik 9,29 persen menjadi Rp 5,11 triliun, seperti disampaikan dalam Nota Keuangan Perubahan APBD 2025 oleh DPRD Kabupaten Tangerang. "Kami optimistis tercapai, tahun lampau Pendapatan Asli Daerah melampaui target," katanya pada Jumat, 31 Oktober  2025.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Tangerang Slamet Budhi Mulyanto mengamini Bupati Maesyal tersebut. Slamet menjelaskan intensifikasi perpajakan dilakukan melalui digitalisasi pembayaran pajak dan pengembangan aplikasi pajak berbasis digital, seperti Siparu dan aplikasi  yang sudah melangkah sebelumnya Si Cepot (Sistem Informasi Cetak PBB Online Terpadu) dan Siwasjada 2.0 adalah Sistem Informasi Pengawasan Pajak.

Sasaran Baru Siparu: PIK 2 dan Summarecon Tangerang 

Budhi menyatakan Siparu menyasar area strategis nan memunculkan pergerakan ekonomi baru seperti Kawasan elite Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Summarecon Tangerang di Curug. 

Ketiga area itu, menurut Budhi, berpotensi besar memberikan sumbangan beragam pajak seperti pajak hiburan, restoran, hotel, iklan dan parkir  seperti nan sudah didapat dari berkembangnya area upaya BSD City termasuk ICE BSD.

"Menyusul ICE BSD,  NICE PIK 2 adalah pusat konvensi dan pameran terbesar Indonesia. Kawasan Ini adalah pusat meetings, incentives, conferences, and exhibitions kelas bumi yang baru dan strategis berpotensi menyumbang pajak daerah," kata Budhi kepada Tempo.

Oleh lantaran itu, Bapenda Kota Tangerang  selain menyediakan aplikasi Siparu nan bisa diakses sigap juga tetap melakukan jemput bola ke letak strategis Obyek Pajak. "Siparu mempercepat dan mempermudah  Wajib Pajak sehingga mereka tidak perlu datang jauh-jauh dari  PIK 2 alias Bandara Soekarno-Hatta ke Kantor Bapenda di Pusat Pemerintahan Pemda di Tigaraksa," ujar Budhi.

Petugas Bapenda mengambil langkah terobosan dengan menjemput lewat menempatkan petugasnya di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta dan PIK 2. Hal ini didasari info objek pajak di sana tumbuh pesat, terutama di area Wisata Aloha dan Tokyo Riverside.

Budhi mencontohkan, setiap ada event di ICE BSD, otomatis ada penambahan pendapatan  pajak intermezo nan signifikan."Setiap ada pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) pameran mobil, konser musik seperti boyband Korea menyumbang penerimaan pajak reklame, restoran, hotel, parkir nan angkanya lumayan besar berbobot miliaran."

Instrumen Digital Siwasjada 2.0

Lebih jauh, Budhi memaparkan soal instrumen digital Siwasjada nan digunakan untuk mendorong transparansi, efisiensi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan pajak wilayah di Kabupaten Tangerang. 'Sistem ini juga diharapkan dapat membantu meningkatkan penerimaan pajak serta memperkuat kepercayaan publik terhadap jasa Bapenda," katanya. 

Siwasjada 2.0, menurut dia, adalah bagian dari  proses pengawasan,pemeriksaan, dan penagihan pajak oleh petugas Bapenda. "Termasuk menegur, memperingatkan  dengan surat hingga menyegel kami lakukan bagi wajib pajak bandel," kata Budhi.

Investasi Naik Signifikan 

Sementara itu Bupati Tangerang Maesyal Rasyid optimistis pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tangerang bakal naik signifikan. Hal itu didorong oleh peningkatan investasi nan mencapai 47 persen  lebih tinggi pada triwulan III-2025 dibandingkan triwulan sebelumnya. 

Dalam APBD Perubahan 2025, tercantum pendapatan naik 5,21 persen dari Rp 8,23 triliun menjadi Rp 8,65 triliun. Adapun PAD meningkat 9,29 persen menjadi Rp 5,11 triliun.

Sedangkan realisasi investasi pada triwulan III-2025 naik menjadi Rp 11,93 triliun jika dibandingkan pada triwulan sebelumnya sebesar Rp 8,12 triliun. Menurut Maesyal, kenaikan ini menunjukkan peningkatan kepercayaan investor. Itu dibuktikan dengan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)  yang mendominasi sebesar 72 persen dari total investasi Rp 28,54 triliun.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis