TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Eksekutif Center Of Economic And Law Studies (Celios) Bhima Yudhesitira, menyarankan pemerintah menarik pajak orang kaya alias wealth tax untuk mendanai program makan bergizi gratis. Berdasarkan hitungan Celios, wealth tax dapat menambah penerimaan negara hingga 81,6 triliun per tahun.
Program unggulan Presiden Prabowo ini ditetapkan bakal menggunakan anggaran pendapatan dan shopping negara (APBN) sebesar Rp 71 triliun pada 2025. Bhima menyarankan pemerintah imajinatif mencari pendanaannya. “Jangan naikan tarif PPN jadi 12 persen untuk biayai program prioritas. Banyak langkah nan bisa dilakukan, salah satunya wealth tax,” kata dia dalam keterangan resmi Selasa, 19 November 2024.
Dihubungi terpisah, Bhima mengatakan studi Celios mengungkap hitungan potensi pendapatan dari wealth tax. Menurutnya, jika pemerintah memajaki aset orang kaya minimal 2 persen, potensi penerimaan negara bisa mencapai Rp 81,60 triliun pertahun.
Pemerintah, menurut dia juga bisa menerapkan pajak karbon untuk meningkatkan pendapatan. Cara lain nan bisa dilakukan adalah mencegah kebocoran pajak nan ada di sektor komoditas ekstraktif yang tak tercatat dengan baik alias underinvoicing dan miss-reporting.
Sebelumnya Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Drajad Wibowo, mengatakan ada kemungkinan presiden meningkatkan anggaran makan bergizi gratis. “Pak Prabowo kan diberi kebebasan untuk melakukan penyesuaian APBNP (APBN perubahan) ya. Diharapkan setelah tahu posturnya lebih rinci, di 2025 kita lakukan perubahan,” ujarnya di Hotel Le Meridien Jakarta, Rabu, 9 Oktober 2024 lalu.
Angka Rp 71 triliun sebelumnya ditetapkan oleh pemerintahan kabinet Presiden Joko Widodo. Menurut Drajad, tahun depan pasti bakal ada perubahan-perubahan lagi. “Bisa dinaikkan jika pendapatan negara bisa kita naikkan cukup signifikan,” kata dia.
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menyatakan presiden terpilih, Prabowo, bakal investasi besar-besaran untuk makan bergizi gratis. Saat program efektif melangkah di awal tahun depan, Badan Gizi bakal menghabiskan Rp 1,2 triliun per hari. Total investasi nan dibutuhkan adalah sekitar Rp 400 triliun. “Kalau ini program sudah jalan, maka Badan Gizi bakal spending harian Rp 1,2 triliun. Ini adalah duit nan tidak sedikit,” ujarnya.