TEMPO.CO, Jakarta - Center of Economic and Law Studies (Celios) memprediksi kebijakan pemerintah membuka kembali ekspor pasir laut justru bakal berakibat kepada penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp 1,22 triliun. Kerugian akibat ekspor pasir laut tak sebanding dengan pendapatan negara nan diestimasikan sebesar Rp 170 miliar.
Proyeksi ini berbanding terbalik dengan klaim pemerintah menyebut jika penjualan pasir laut mencapai 50 juta meter kubik, penerimaan negara dari ekspor pasir laut bisa menyentuh nomor Rp 2,5 triliun. “Klaim itu rupanya berlebihan,” ucap Direktur Ekonomi Celios, Nailul Huda, dalam keterangan tertulis nan dikutip pada Sabtu, 5 Oktober 2024.
Dari hasil penghitungan dengan model input-output, kajian Celios memetakan penurunan ekonomi akibat ekspor pasir laut. Dengan adanya aktivitas penambangan pasir laut, produksi perikanan bakal terganggu. Celios memprediksi penurunan produksi perikanan berpotensi mencapai Rp 1,8 triliun
Padahal, kontribusi sektor perikanan terhadap pembentukan PDB berkisar di nomor 2,5 hingga 2,7 persen. Dengan begitu, Celios menyimpulkan meski ekspor pasir laut meningkat, akibat dari penurunan produksi perikanan jauh lebih besar.
Dari sisi pendapatan masyarakat secara total juga mengalami penurunan. Menurut Celios, penurunan itu mencapai Rp 1,21 triliun. Hal ini menunjukkan masyarakat sekitar berisiko menanggung beragam beban dibandingkan menerima faedah secara ekonomi. Upaya untuk memberikan nilai tambah ekonomi kepada masyarakat sebenarnya susah dirasionalisasi.
Iklan
Pendapatan pengusaha secara total berkurang sebesar Rp 855 miliar di seluruh sektor. Penurunan pendapatan nelayan mempengaruhi pendapatan sektor lainnya seperti toko peralatan untuk perikanan, penjualan es, akomodasi cold storage, logistik pengiriman tangkapan laut dan pendapatan pengusaha lainnya.
Pemodelan ekonomi nan dilakukan Celios, kata Huda, memvalidasi bahwa narasi penambangan pasir laut bakal mendorong ekspor dan penerimaan negara secara signifikan tidaklah tepat. Penerimaan negara dari pajak tidak bisa menutup kerugian keseluruhan output ekonomi nan berisiko turun Rp 1,13 triliun.
Pilihan Editor: Perusahaan Adik Prabowo Subianto Ikut Daftar Calon Penambang Pasir Laut